Rencana ganti menteri menjadi cerita menarik untuk di bicarakan. Sejak tersebar berita di media internet pada tanggal dua puluh delapan juni dua ribu dua puluh. Kisah presiden ke tujuh republik Indonesia ini memang menghebohkan berbagai pihak yang tertarik oleh kisah politik negara ini.
     Di mulai dari kader partai politik yang bersiap menyediakan anggotanya untuk menjadi menteri pengganti di kabinet Jokowi-Maruf Amin. Di susul analisis dari kaum berpendidikan tinggi tentang gagalnya para menteri yang akan di ganti akibat cara kerja yang tidak sempurna.
     Dari media opini di internet banyak tebakan tentang siapa saja menteri yang pasti di ganti. Tebakan para analisis politik digital berdasarkan data-data yang di dapat dari televisi dan internet.
     Presiden Jokowi terlihat geram dengan sikap beberapa menteri yang lamban bertindak sesuai dengan tugas yang di berikan oleh mantan pengusaha mebel di Solo itu.
     Namun menurut gosip terakhir rencana pergantian beberapa menteri tidak akan terjadi. Haaaaa!!!
     Ada apa dengan cinta? Eh ada apa dengan sikap Presiden ke tujuh republik Indonesia ini?
     Apakah ini hanya sandiwara politik? Apakah ini hanya pengalihan publik dari semakin banyak jumlah korban covid19? Atau suatu pembuktian bahwa Presiden Jokowi masih ada pesona politik?
     Hehehe terserah kamu deh.
     Padahal banyak rakyak yang menunggu penampakan menteri baru dengan harapan agar derita rakyat bisa menghilang. Namun mimpi hanyalah mimpi. Rencana reshuffle 2020 tinggal mimpi.
     Bagi saya, prilaku politik Presiden Jokowi memang unik dan seksi. Tingkahnya sebagai pemimpin negara yang punya beragam budaya tradisional sangat enak untuk jadi bahan obrolan. Dari diskusi ilmiah sampai debat kusir tanpa hasil positif.
     Seni berpolitik yang di mainkan putra Solo tersebut mampu membuat beberapa orang kagum atau geleng-geleng kepala. Banyak kebijakan politiknya bagaikan orang nekat menghadapi jagoan kampung. Padahal jika di lihat penampilan pak Jokowi ini seperti uang receh. Tapi uang receh di perlukan semua kalangan, betul?
