Syukurlah badai mulai berlalu. Rencana pelonggaran karantina wilayah mulai di lakukan dengan alasan yang masuk akal manusia. Karena vaksin penyakit covid19 belum di temukan dan proses penyebaran masih ada untuk waktu yang lama maka pemerintah mulai memutuskan untuk berdamai dengan kenyataan.
     Menurut saya ada rahasia setiap manusia berumur empat puluh tahun ke atas tentang slogan suatu kehidupan yaitu uang bukan segalanya namun segalnya butuh uang.
     Pada suatu malam saya menonton acara Rosi di Kompas Tv di sana ada perbincangan antara pembawa acara kak Rosi dengan bintang tamu Ibu Sri Mulyani sang menteri keuangan republik Indonesia.
     Dari obrolan di acara tersebut ternyata pikiran sang menteri keuangan punya persepsi yang sama dengan pedagang kaki lima yaitu sama-sama butuh uang.
     Namun perbedaannya adalah, pedagang kaki lima butuh uang untuk kebutuhan pribadi tapi ibu menteri keuangan butuh uang untuk kebutuhan negara.
     Nah inilah jawaban penting kenapa semua negara mulai melonggarkan lockdown agar ada saldo besar dan tidak jatuh ke jurang krisis ekonomi. Jika suatu negara berada dalam situasi krisis ekonomi maka negara tersebut akan terjadi krisis politik. Mengerikan!
     Kalau suatu negara ingin mendapatkan saldo tabungan yang besar harusnya ada kebijakan yang mendukung sektor ekonomi bisa bergerak dinamis.
     Pemerintah harus membuat aturan yang mampu memberikan ruang luas bagi pelaku ekonomi sehingga para praktisi tersebut merasa aman beraktivitas.
     Walaupun ancaman bencana alam dan bencana politik terus menjadi bayang putih yang menakutkan tapi pemerintah harus terus berkreasi supaya masih ada harapan untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang menumpuk.
     Saya percaya jika pemerintah  mampu membuat yakin rakyatnya bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok pasti lebih baik dari hari ini maka mesin ekonomi bisa kembali aktif dan mampu kian produktif.
     Ya saya percaya bahwa saya mampu untuk sukses.