Membelikan mainan bagi anak adalah suatu hadiah dan obat perangsang semangat agar mereka merasa bahagia dan tetap berusaha menjadi manusia hebat.
      Namun jika rasa bosan terasa pada diri anak-anak maka hadiah mainan beralih fungsi sebagai patung musium. Ketika ada rasa ingin bermain kembali bisa terjadi perebutan kekuasaan dan ada sikap cari perhatian kepada ayah dan bunda.
      "Ayah, adek curang. Pakai mainan aku nggak ijin dulu," kata sulung merengek.
      "Bunda, kakak nakal. Ambil mainan aku nggak ngomong," kata bungsu memelas.
      Kalau kejadiannya begini, harus ambil jalan tengah agar kakak dan adek merasa mendapat bagian yang sama besar.
      "Ayah dan bunda belikan mainan agar kalian nggak berantem. Tapi kalau kalian terus berantem, ayah dan bunda nggak mau lagi belikan mainan bagus," ucapku dengan suara datar.
      "Tapi adek curang," tuduh sulung ke bungsu.
      "Enggak ayah, kakak yang curang," tuduh bungsu ke sulung.
      "Adek ambil punyaku."
      "Bukan, kakak yang curi punya aku."
      "Bunda, adek jahat. Ambil mainan aku nggak pake ngomong."