Mohon tunggu...
Fernando Hosea Wau
Fernando Hosea Wau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Management

Hello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tenggelamnya KRI Nanggala-402 dan Merenggut Nyawa

7 Mei 2021   17:35 Diperbarui: 7 Mei 2021   17:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KRI Nanggala-402 adalah kapal selam kedua dalam jenis kapal selam kelas cakra tipe 209/1300. Dulunya KRI Nanggala-402 ini dijuluki dengan nama Senjata Prabu Baladewa, KRI Nanggala-402 ini diluncurkan pada 10 September 1980 dan selesai pada 6 Juli 1981.

KRI Nanggala-402 ini mulai uji coba di Laut Jerman Barat sebelum dioperasi kepada pemerintah indonesia. Selanjutnya, KRI Nanggala ini mulai berlayar pada 21 Oktober 1981 kapal selam ini meninggalkan jerman barat dengan ditumpangi oleh 38 awak dibawah Komando Letnan Kolonel Armand Aksyah dan akhirnya bersandar di Dermaga Ujung Surabaya.

Pada tanggal 21 April 2021 KRI Nanggala -402 ini dinyatakan hilang kontak pada saat latihan di Perairan Utara Pulau Bali. Mereka menumpangi 53 awak kapal dinyatakan gugur dalam latihan. Sebelumnya Kapal selam Jerman ini diizinkan untuk memperisapkan tembakan torpedo setelah itu mereka sedang dalam perjalanan dengan aman.

Tepat pada pukul 03.46 KRI Nanggala-402 buatan jerman ini Hilang kontak, dan status KRI Nanggala-402 dinaikkan menjadi Urgent dan menandai dimulainya proses pencarian. Pada saat mulai dilakukan pengamatan udara, ditemukan tumpahan minyak dan bau solar sekitar lokasi pulau bali penyelaman kapal.

KRI Rigel dan KRI Tengat yaitu kapal yang membantu pencarian kapal KRI Nanggala-402 dimana berada kapal tersebut. Kedua kapal tersebut mencari kapal KRI Nanggala-402 dengan menggunakan Side Scan Sonar dengan dugaan sementara KRI Nanggala-402 ini ada di palung dengan kedalaman 800 meter, akan tetapi kedalaman KRI Nanggala-402 ini maksimal hanya 500 meter.

Menurut bapak KSAL Laksamana Yudo, Mendeteksi kemagnetan tinggi pada kedalaman 50-100 meter di salah satu titik lokasi pencarian KRI Nanggala-402 dan cadangan oksigen hanya bisa bertahan selama 72 jam jika dalam kondisi black out. Setelah itu, pengukuran dilakukan oleh NF swift Rescue (Kapal Luar Negeri) menurunkan aerobi remotely operated underwater vehicle untuk ditindaklanjuti ke kontak bawah air laut yang diberikan oleh KRI Rigel.

Menurut bapak KSAL Laksamana Yudo, Posisi KRI Nanggala-402 ini dari datum satu atau tempat tenggelamnya berjarak kurang lebih 1.500 yard di selatan pada kedalam 838 meter. Sehingga KRI Nanggala-402 ini bukan Human Error, karena pada saat proses menyelam kapal ini sudah melalui prosedur yang benar, Mulai dari prosedur laporan penyelaman, melaksanakan peran-peran serta persiapan peralatan tempur dan sebagainya.

Pada saat menyelam, kapal tersebut kapal tersebut masih menyala seluruhya atau tidak terjadi blackout. Jadi pada saat menyelam KRI Nanggala-402 tersebut langsung menghilang, ini yang bakal akan diinvestigasikan setelah badan kapal tersebut diangkat dan akan diperiksa lebih lanjut.

Meskipun bukan Human Error, mereka akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan laut bali tersebut. Selanjutnya, akan berkoordinasi dengan Internasional Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) terkait dengan tindakan evakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan pulau Bali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun