Mohon tunggu...
Nandini NikenLarasati
Nandini NikenLarasati Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswi UAD - 1900030267

Seni adalah cinta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bijak dalam Bersosial Media

6 Mei 2021   19:02 Diperbarui: 6 Mei 2021   19:19 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo perkenalkan namaku Nandini Niken Larasati, aku adalah mahasiswa di salah satu kampus swasta yang ada di Yogyakarta yaitu Universitas Ahmad Dahlan. Mengambil program studi Ilmu Komunikasi sesuai dengan passionku sejak lama. Membahas soal komunikasi, tentunya banyak sekali media yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi salah satunya yaitu media sosial. Media sosial apa aja sih yang biasa dipakai masyarakat milenial khususnya di Indonesia?

Untuk aku sendiri media sosial yang setiap harinya digunakan antara lain Whatsapp, Instagram, dan Telegram. Menurutku, 3 media sosial tersebut sangat sesuai dengan passion dan kepribadianku. Aku bukanlah tipe pengguna media sosial yang mengedepankan fitur hiburannya, melainkan fungsinya.

Selama ini alasanku menggunakan media sosial adalah untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan rekan yang lainnya. Banyak sekali manfaat yang aku rasakan setelah memakai media sosial untuk berkomunikasi, jika dibandingkan dengan media komunikasi lainnya tentu saja media sosial lebih unggul dalam segi kecepatan informasi. Menurut riset, saat ini masyarakat milenial lebih senang menggunakan media sosial daripada berkirim pesan melalui SMS. Selain lebih hemat biaya, pesan yang diteruskan menggunakan media sosial jauh lebih cepat penyampaiannya. Itulah mengapa media sosial dianggap lebih efektif untuk zaman sekarang.

Teknologi sudah semakin canggih, zaman terus berkembang seiring dengan menuanya usia bumi ini. Namun manusia tidak pernah berhenti untuk terus mengembangkan teknologi yang ada dan terus melakukan pembaruan. Kecanggihan teknologi zaman sekarang tak pernah luput dari adanya krisis-krisis yang dialami manusia. Dari adanya sebuah masalah maka muncullah sebuah solusi. Dari situlah banyak lahir manusia-manusia jenius yang membawa perubahan pada dunia ini. Salah satunya dalam bidang komunikasi yang terus berkembang seiring bertambahnya populasi manusia. Masyarakat modern saat ini telah menemukan media komunikasi yang paling tepat sesuai dengan era-nya, yaitu media sosial.

Dalam memakai media sosial diperlukan kebijakan dari dalam diri sendiri untuk mendapatkan manfaat yang semestinya. Belum lagi sekarang tidak hanya orang dewasa yang menggunakan media sosial namun juga anak-anak dibawah umur. Tanpa pengawasan orang dewasa tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan. Dampak negatif dan positif dari media sosial dapat ditimbulkan oleh masing-masing pengguna. Dengan penerapan yang bijak dan disiplin akan pemakaian sosial media tentu manfaat yang dirasakan akan sangat beragam.

Aku akan menceritakan salah satu pengalamanku dalam bermedia sosial, silahkan disimak sampai akhir. Pertama kali menggunakan media sosial ketika aku duduk dibangku sekolah dasar  saat itu media sosial yang sangat terkenal pada era-nya yaitu Facebook. Berawal dari ikut-ikut teman sampai akhirnya aku cukup handal dalam menggunakan media sosial ini. Selanjutnya sampai aku memberanikan diri untuk membuat akun pengguna atas namaku, tidak tahu apakah memang pada saat itu nama-nama akun pengguna yang sedikit berlebihan memamg sedang trendy, jadi hampir 80% pengguna Facebook pada saat itu menggunakan username yang unik.

Aku adalah salah satunya, hal itu sudah menjadi tradisi untuk pengguna baru media sosial Facebook. Banyak keseruan yang aku temui setelah beberapa waktu bermedia sosial, tidak sedikit hal-hal lucu dan aneh namun cukup menghibur. Aku senang karena dengan begitu bisa mengetahui lebih banyak hal yang ada di dunia ini. Setelah hampir 1 tahun lamanya aku menggunakan Facebook, hal-hal aneh mulai dapat dirasakan. Beberapa orang tidak kenal tiba-tiba mengirimiku pesan, ada yang membagikan kiriman memghibur namun adapula yang berbagi kiriman negatif. Aku mulai risau setelah saat itu, keaktifanku di media sosial mulai berkurang. Sampai akhirnya aku kembali aktif karena ada seseorang yang cukup menarik perhatianku, sepertinya kami sedang dekat.

Rasanya aneh tapi cukup menyenangkan, dalam beberapa waktu kami mengobrol secara virtual. Semakin hari semakin akrab meskipun pada kenyataannya kami belum pernah bertemu. Sampai akhirnya aku merasakan dampak negatif dari media sosial jika tidak bijak dalam penggunaannya. Kami sempat bertengkar mengenai hal sepele dan memutuskan untuk tidak berteman lagi di Facebook. Menurutku hal seperti itu sangat tidak baik untuk kesehatan mental seorang siswa sekolah dasar. Aku mengambil pelajaran dari peristiwa itu, bahwasannya jangan pernah berbagi informasi pribadi yang bersifat rahasia, secara mudah kepada orang yang belum dikenal.

Tidak berhenti disitu, pengalamanku menggunakan media sosial berlanjut sampai ke jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama). Masih dengan media sosial yang sama yaitu Facebook, namun dengan kasus yang berbeda. Suatu waktu aku memposting sebuah kalimat atau sesuatu yang disebut "status" oleh para pengguna medsos. Status tersebut kubuat tanpa bermaksud menyinggung pihak manapun, sayangnya salah satu teman sekolahku menganggap status tersebut sebagai sebuah sindiran. Kami sempat bertengkar karena sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, namun hal tersebut dapat diselesaikan oleh pihak ketiga yaitu beberapa teman yang lain. Mereka membantu menjelaskan arti dari status tersebut, aku merasa lega meskipum sedikit geram. Benar-benar dampak media sosial sangat besar jika tidak waspada.

Semakin bertambahnya usia, sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu akan terus berbeda. Begitupun sikap manusia dalam bermedia sosial, bertemu lebih banyak manusia dengan kepribadian yang berbeda-beda. Cara kita menanggapi orang lain akan berdampak terhadap resiko dan manfaat yang akan kita dapatkan. Saat ini pemerintah tengah gencar-gencarnya melakukan kampanye mengenai cara bermedia sosial yang sehat. Hal ini sangat wajib untuk dilakukan dan perlu diperketat dalam pelaksanaannya agar menuai hasil yang berkepanjangan. Bermedia sosial bisa sangat berbahaya tidak hanya bagi lingkungan sekitar namun juga kesehatan mental seseorang.

Dari sudut pandangku, seseorang wajib membatasi penggunaannya dalam bermedia sosial. Tidak selamananya berkomunikasi secara virtual itu baik, ada kalanya pertemuan langsung tatap muka lebih efektif dan bermanfaat. Mengetahui batasan dan porsi masing-masing individu dalam berkomunikasi melalui media sosial. Aku sendiri sering melakukan meditasi media sosial, disebut seperti itu karena dapat melakukan penyembuhan bagi kesehatan mental seseorang. Ada kalanya seorang pengguna perlu berhenti untuk aktif di media sosial dalam jangka waktu tertentu, selain sebagai sarana untuk kesadaran akan kehidupan nyata hal ini juga baik untuk lingkungan sekitarnya.
Menurutku, pendidikan bijak dalam bermedia sosial perlu diterapkan sejak dini mengingat luasmya jangkauan media sosial. Tidak hanya dari orang tua namun juga guru dan tenaga pengajar lainnya. Jika hal ini dilakukan dengan maksimal maka dampak negatif globalisasi seperti penyimpangan sosial dan pergaulan bebas dapat diminimalisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun