Mohon tunggu...
Nanda Kristian Putra
Nanda Kristian Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknik, Perencanaan Wilayah dan Kota

Anak Blitar sedang menimba ilmu di Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jatuh Bangun Ekonomi Blitar karena Pandemi Covid-19

21 September 2022   23:53 Diperbarui: 21 September 2022   23:54 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Corona merupakan fenomena yang besar serta tidak terlupakan. Corona Virus Disease 2019 ataupun yang biasa disingkat COVID- 19 merupakan penyakit meluas yang diakibatkan oleh SARS- CoV- 2. Pengidap COVID- 19 bisa mengalami demam, batuk kering, serta kesusahan bernafas. Peradangan menyebar dari satu orang ke orang lain lewat percikan (droplet) dari saluran respirasi yang kerap dihasilkan dikala batuk ataupun bersin. Jarak jangkauan droplet umumnya sampai 1 meter. Droplet dapat melekat di barang, tetapi tidak hendak bertahan lama di hawa. Waktu dari paparan virus sampai munculnya indikasi klinis antara 1- 14 hari dengan rata- rata 5 hari. Hingga, orang yang lagi sakit diharuskan mengenakan masker guna meminimalisir penyebaran droplet.

Pandemi COVID- 19 tidak cuma berakibat pada kesehatan warga, namun pula mempengaruhi keadaan perekonomian, pembelajaran, serta kehidupan sosial warga Indonesia. Menurut informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah penderita positif terinfeksi COVID- 19 di Indonesia menggapai 6. 575 orang per 19 April 2020. Pandemi ini menimbulkan sebagian pemerintah wilayah mempraktikkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan kegiatan warga, tercantum kegiatan ekonomi, kegiatan pembelajaran, serta kegiatan sosial yang lain.

Pandemi ini juga berakibat kepada Kota Blitar. Wabah corona membawa akibat terhadap turunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Blitar. Sasaran PAD yang semula sebesar Rp. 174 milliar, turun jadi Rp. 108 milliar. Demikian di informasikan Widodo Saptono Johannes, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kota Blitar.

Widodo menarangkan, Pemerintah Kota melaksanakan penyesuaian sasaran PAD, akibat virus Corona yang mewabah serta mebawa akibat besar terhadap kehidupan warga. Sasaran PAD turun 37, 81% atau Rp. 66 milliar rupiah. Yang semula sebesar Rp. 174 milliar saat ini jadi Rp. 108 milliar. Widodo berkata, penyusutan sasaran PAD itu telah lewat penghitungan dari bulan ke bulan. Semenjak masuknya wabah Corona di Indonesia, Maret 2020, tidak terdapat aktivitas yang jadi pendapatan pemasukan asli wilayah. Pemerintah Kota pula wajib berikan insentif berbentuk pembebasan pajak sepanjang 3 bulan buat hotel, restoran, tempat hiburan, serta parkir di masa pandemi Covid- 19. Sementara itu sector itu membagikan sumbangan PAD yang lumayan besar di Kota Blitar.

Akibat pandemi Covid- 19 pada warga ini salah satunya ialah pedagang kaki lima( PKL), perihal ini dibuktikan dengan menyusutnya pemasukan sebab kebijakan pemerintah buat melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar( PSBB) yang sudah diberlakukan di seluruh Indonesia, termasuk Kota Blitar yang

dikala ini terletak di zona merah. Pedagang kaki lima (PKL) menjerit sebab wabah pandemi Covid- 19, sebab pemasukan mereka yang terus menyusut serta susah untuk memenuhi kebutuhan tiap hari. Kebijakan Social Distancing yang diambil oleh pemerintah buat mencegah pandemi Covid- 19 ini berakibat sangat terasa paling utama industri kecil seperti pedagang kaki lima( PKL) di Alun- Alun Kota Blitar. Dengan keadaan semacam ini, bersumber pada data dari Lang- Lang Kota (25 April 2020), pemerintah bisa membagikan dorongan baik dalam wujud uang, sembako, ataupun wujud makanan cepat saji dengan menyediakan dapur di tiap kecamatan, kepada warga yang terdampak pandemi Covid- 19, spesialnya pedagang kecil semacam pedagang kaki lima (PKL) yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan buat penuhi kebutuhan tiap hari. Pedagang kaki lima (PKL) ini adalah yang sangat terdampak diantara seluruh golongan ataupun seluruh orang, sebab mereka menggantungkan hidupnya pada dagangan yang mereka jual, bila dagangannya tidak laku hingga hari itu juga mereka kesulitan dalam makan ataupun penuhi kebutuhannya buat hari selanjutnya. Semacam halnya kota- kota lain, Alun- Alun Kota Blitar ialah salah satu destinasi wisata kota yang terdapat di Kota Blitar, Alun- Alun Kota Blitar ialah tempat yang terkenal digolongan masyarakat sebab tempat yang indah dimana tempat ini bisa membagikan atmosfer yang menghibur kejenuhan akan kegiatan tiap hari, meski tiket masuknya terbilang sangat murah, namun pesona keelokan yang didatangkan tidak murahan. Sangat disayangkan apabila berangkat ke Kota Blitar tidak berkunjung ke Alun- Alun Kota Blitar, tempat wisata ini sangat sesuai buat menghibur diri, mengisi aktivitas liburan, terlebih dikala liburan panjang, libur kemerdekaan, libur hari raya semacam hari raya Idul fitri, ataupun hari raya Idul Adha.

Pandemi COVID- 19 berakibat secara ekstrem pada zona ekonomi serta wisata budaya di Kabupaten Blitar. Akibat yang dirasakan oleh zona wisata budaya antara lain penyusutan jumlah kunjungan pelancong yang lumayan signifikan sehingga menyebabkan berkurangnya omzet penjual serta UMKM. Hasil estimasi menampilkan jika wisata budaya memberikan akibat yang signifikan baik terhadap PDRB ataupun perkembangan PDRB Kabupaten Blitar. Sementara itu, pandemi COVID- 19 berakibat langsung pada perekonomian warga dekat sebab banyak destinasi serta industri wajib tutup sedangkan sepanjang pandemi. Dampak negatifnya apalagi menimbulkan sebagian bisnis wajib tutup secara permanen. Dampaknya, banyak warga di dekat destinasi wisata yang kehabisan sumber mata pencahariannya.

Sinyal zona pariwisata ekonomi di Kota Patria bergeliat menguat. Buktinya, dinas mendata jumlah kunjungan wisata terpantau bertambah dalam sebulan terakhir. Apalagi, jumlah turis diucap kembali semacam masa saat sebelum pandemi Covid- 19. Perihal ini jelas jadi angin fresh untuk pengelola serta pelakon wisata di Kota Blitar. Karena, roda ekonomi dari aktivitas wisata pernah tersendat akibat dihantam pandemi dalam 2 tahun belum lama. dinas mencatat terdapat pertumbuhan signifikan soal jumlah kunjungan wisata semenjak Mei kemudian. Itu tidak lepas dari terdapatnya kebijakan buat kembali membuka aktivitas wisata secara penuh sehabis pandemi Covid- 19 di bermacam wilayah terkontrol. keadaan ini terjalin di bermacam destinasi wisata yang terdapat di daerah Kota Patria dan dikelola oleh dinas terkait. Semacam, Pusat Informasi Pariwisata serta Perdagangan (PIPP), Agrowisata Belimbing Karangsari, Istana Gebang, dan tentu Makam Bung Karno (MBK). Dalam sebulan rata- rata terdapat 200 ribu kunjungan wisata di Kabupaten Blitar baik di wisata alam seperti pesisir laut ataupun di wisata buatan semacam Kampung Cokelat dan tempat wisata lainnya Bagi Suhendro angka ini terkategori baik serta menampilkan tren kenaikan yang lumayan ekstrem. Angka kunjungan wisata ini didominasi dari pengunjung lokal, disusul dari wilayah dekat di Jatim. Diharapkan keadaan pandemi Covid- 19 terus membaik sehingga geliat pariwisata terus naik. Secara otomatis peningkatan kunjungan wisata pula berakibat baik buat zona ekonomi. Total terdapat 69 destinasi wisata di Kabupaten Blitar yang dikala ini telah buka normal tanpa terdapat pembatasan wisatawan karna situasi Covid- 19 yang telah membaik.

Pandemi Covid- 19 yang menyerang nyaris seluruh dunia, tidak selamanya bawa akibat negatif untuk masyarakat. Kebalikannya pada suasana semacam disaat ini malah jadi momentum keberuntungan untuk sebagian masyarakat, salah satunya petani buah nenas di kawasan lereng timur Gunung Kelud Blitar Jawa Timur. Permintaan nanas Banasari dari wilayah tersebut tidak sempat sepi, terlebih pada dikala suasana pandemi Covid- 19. Harga jualnya juga terbilang bagus serta menguntungkan petani.

Pandemi Covid -19 di Blitar memang menjadi momok menakutkan bagi para pedagang dan pemilik usaha. Namun Kota Blitar dapat memulihkan roda perekonomian setelah pandemi Covid-19 ini selesai selama 2 tahun. Tapi tidak semua pandemi menyebabkan dampak negatif bagi semua pedagang kecuali pedangan nanas di Blitar. Mereka tetap dapat menjalankan ekonomi mereka dengan baik. Pandemi ini menjadi bukti jatuh bangunnya ekomi Blitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun