Mohon tunggu...
Money

Perbandingan Kemaslahatan antara Konsumsi Warung Kecil dan Konsumsi di Restoran

17 Februari 2019   07:38 Diperbarui: 17 Februari 2019   07:51 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebelum kita membahas judul artikel di atas, Saya sedikit menjabarkan tentang pengertian konsumsi.  semua orang sependapat bahwa kegiatan ekonomi  yang paling utama dan paling penting  adalah konsumsi. 

Konsumsi dalam ekonomi  islam adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaan sebagai hamba Allah swt. Dalam ekonomi konvensional ,perilaku konsumsi dituntun oleh dua nilai dasar, yaitu rasionalisme dan utilytarianisma. 

Kedua nialai dasar ini membentuk perilaku konsumsi yang hedonistik, materialistik, dan boros. Rasionalisme ekonomi konvensional adalah perilaku konsumsinya juga cenderung individualistik sehingga saling mengabaikan keseimbangan dan keharmonisan sosial.

Dalam pandangan islam kegiatan ekonomi sebagai cara untuk memenuhi dan meningkatkan pahala menuju falah. Pada konsep ini islam dan konvensional sepakat bahwa kebutuhan untuk mempertahankan hidup adalah motif ekonomi .

Ketika seseorang di minta memilih antara mengkonsumsi sepiring cimol di pinggir jalan atau ketika menyantap seporsi hamburger di restoran terkenal. Manakah yang kira kira kebanyakan orang pilih? Bagi orang yang menyukai hamburger dan memiliki uang lebih cenderung memilih pilihan ke dua, akan tetapi bagi mereka yang dompetnya kosong bakal lebih condong ke pilihan pertama, biar pun dia tidak menyukai cimol. 

Dalam ilustrasi tersebut tergamabar pertimbanagan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang yang antara lain biaya dan selera. Padahal,menurut pandanagan islam apabila kita hendak memilih sesuatu yang akan di konsumsi bukan hanya selera atau biaya. 

Kita harus memperhatikan faktor manfaat dan serta halal tidaknya barang tersebut. Nah, faktor manfaat dan berkah inilah yang merupakan bagian utama dari maslahah.

Maslahah memiliki dua kandungan yaitu manfaat dan berkah. Mafaat berarti dapat memenuhi kebutuan konsumen, berkat berarti barokah, sesuai konsep islam. 

Bagi seorang muslim yang taqwa dia akan mempertimbangkan maslahah dari barang tersebut. jika di hubungkan ke pertanyaan awal, maka dia akan lebih memilih cimol di pinggir jalan karena hamburger  termasuk baramg haram (jika menggunakan daging babi), meskipun ia tidak menyukai cimol tersebut setelah membandingkan berkah dari ke dua makanan tersebut. 

Contoh lainnya, seorang siswa SMA karena prestasinya disekolah keadaan orang tuanya kaya raya akan dibelikan hadiah antara sepeda roda dua atau Motor Gede 250cc. 

Karena mempertimbangkan sekolahnya yang tidak terlalu jauh, srta tidak suka polusi maka ia akan lebih memilih sepeda, karena mempertimbangkan manfaatnya meskipun harga sepeda tersebut jauh lebih murah. Selain itu konsumsi yang maslahah termasuk konsumsi yang tidak berlebihan (israf), mubazdir, dan tidak menimbulkan kemudharatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun