Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mempersiapkan Pola Pikir Untuk Masa Depan

8 Januari 2023   17:46 Diperbarui: 11 Januari 2023   03:15 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Suzanne D. Williams on Unsplash   

Ke mana pikiran kita membawa kita hari ini? Apakah hal yang kita pikirkan membantu kita menjadi orang yang lebih baik? Dan jika tidak, lalu mengapa kita ingin terus memikirkan hal itu?

Pikiran, tidak memiliki kekuatan, hanya ketika kita secara aktif menginvestasikan perhatian kita ke dalamnya, pikiran itu mulai tampak nyata.

Dan saat kita terlibat dengan pikiran tertentu, kita mulai merasakan emosi yang dipicu oleh pikiran ini—kita memasuki keadaan emosi baru yang kemudian memengaruhi cara kita bertindak.

Setiap pikiran yang kita fokuskan akan menimbulkan reaksi kimia di otak yang kemudian memicu emosi. Saat kita terlibat dengan emosi ini, maka akan menciptakan sinyal ke tubuh dan kita bereaksi dengan cara tertentu.

Semakin kita mengulangi pola ini, semakin meresap ke dalam pikiran kita dan menjadi kebiasaan. Inilah sebabnya kita sulit mengubah kebiasaan, terutama yang kebiasaan buruk.

Oleh sebab itu, ketika kita telah mengulangi pola pikir berkali-kali maka hal tersebut akan menjadi berakar pada siapa kita sebenarnya.

Kemudian akan membentuk pola pikir kita, memperkuat keyakinan kita, dan keyakinan kita mulai menentukan siapa kita dan realitas yang kita alami.

Sebagai penutup, jika kita mengembangkan keyakinan bahwa kita gagal, kita akan melihat setiap kesalahan yang kita buat sebagai bukti untuk menegaskan bahwa kita memang gagal.

Dan ketika kita berhasil dalam sesuatu, kita juga akan tetap menganggapnya sebagai keberuntungan. Dan begitulah cara pikiran kita menciptakan realitas.

Saat kita terus menganggap diri gagal, kita terus merasa dan bertindak dengan cara yang menegaskan kembali keyakinan bahwa kita gagal.

Lantas apa yang terjadi selanjutnya? kita diam dan jatuh ke dalam perangkap mengasihani diri sendiri.

Salam hangat saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun