Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Membongkar Mitos Fast Learner

30 Oktober 2022   18:53 Diperbarui: 31 Oktober 2022   01:25 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Dmitry Ratushny on Unsplash   

Fast learner atau orang yang mampu belajar dengan cepat, satu buzzword yang digaungkan untuk melakukan penilaian secara cepat mengenai apa alasan seseorang bisa berprestasi atau tidak, dalam berbagai macam konteks.

“Saya seorang fast learner,” begitu yang diucapkan setiap kandidat yang pernah saya wawancarai untuk suatu pekerjaan.

Wajar dan sah-sah saja, mengingat ini merupakan buzzword yang begitu umum dalam resume dan wawancara kerja, sehingga menurut saya menjadi kehilangan makna karena setiap orang tampaknya memproklamirkan diri sebagai "fast learner".

Sama seperti semua orang berpikir bahwa mereka harus menggambarkan diri mereka sebagai pekerja keras, team player yang hebat, dan pemecah masalah yang hebat, padahal kecepatan belajar adalah metrik satu dimensi saja dari keseluruhan kapasitas seseorang.

Jadi kata “fast” atau cepat di sini sebenarnya hanya satu dimensi yang harus dielaborasi dengan sudut pandang lain. Seseorang dikatakan mempunyai kapasitas fast learner ketika mampu memecahkan masalah yang sulit dengan pendekatan yang tidak sulit.

Dimensi lain, bagaimana kita sanggup mempelajari dan beradaptasi dengan lingkungan baru dengan tepat dalam mengatasi tuntutan lingkungan baru dengan sukses.

Dasar logikanya, lingkungan baru tidak hanya membutuhkan pengetahuan baru, tetapi pemahaman baru. Jadi jelas, bukan bahwa ada perbedaan antara mengklaim bahwa kita mengetahui sesuatu atau kita memang paham mengenai sesuatu tersebut.

Bagi saya, fast learner adalah mengenai pengalaman langsung, karena ini adalah cara paling nyaman bagi otak saya untuk memproses informasi baru dengan caranya sendiri.

Jadi, fast learner tidak hanya bicara mengenai “cepat,” namun juga simpel dan tepat. Kita mulai dari beberapa contoh para pemikir hebat seperti Thomas Edison, Henry Ford, dan bahkan Steve Jobs, mereka mampu mencari cara mengatasi masalah dengan solusi sederhana. Atau saya sederhanakan lagi menjadi mereka mampu berpikir secara tepat dan paling sederhana dari banyak kemungkinan solusi.

Nah, langkah pertama untuk meningkatkan kecepatan belajar kita adalah memahami cara kerja otak. Sudah pasti kita semua berbeda, tetapi masing-masing dari kita memiliki kecenderungan untuk lebih memahami konsep ketika disampaikan dengan cara tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun