Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Alasan Kenapa Kita Susah untuk Konsisten

1 Agustus 2022   15:58 Diperbarui: 2 Agustus 2022   02:15 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Caleb Oquendo dari Pexels

Percuma saja melakukan perbaikan besar dan mendasar namun hanya dilakukan sekali waktu alih-alih selalu berkelanjutan melakukan perbaikan-perbaikan untuk hal-hal yang sifatnya kecil sekalipun.

Langkah pembiasaan diri untuk melakukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus adalah salah satu kunci untuk membangun sikap diri yang konsisten untuk mengevaluasi dan memperbaiki sikap cara hidup kita di masa depan.

Tidak mudah terpengaruh oleh emosi

Ketika otak kita menerima banyak informasi maka di titik itulah terkadang otak kemudian mengirimkan sinyal seakan-akan kita merasa lelah dan putus asa.

Bisa jadi itu merupakan sinyal palsu dan itulah sebabnya kita terkadang merasa lesu atau malas secara mental, terutama ketika menghadapi tantangan yang berat.

Saya tidak memungkiri sinyal tersebut terkadang memang kita benar-benar lelah. Namun, terkadang, ini adalah trik biologis yang harus kita hadapi.

Jangan terjebak dengan itu, lawan emosi kamu. Jika tidak, kamu akan tetap terjebak dalam pusaran emosi yang melelahkan.

Memaafkan diri sendiri atas kegagalan masa lalu

Nah, ini adalah hal tersulit yang pernah saya coba lakukan, yaitu menghadapi dan menerima rasa kegagalan diri sendiri di masa lalu.

Banyak orang terjebak di kejayaan masa lalu namun lebih menakutkan adalah rasanya terjebak di dalam kegagalan masa lalu.

Bagi saya memaafkan diri sendiri atas kegagalan di masa lalu adalah hal yang memaksa saya selalu terbangun dalam rasa gagal dan enggan melakukan perbaikan diri.

Padahal seperti yang sudah saya tuliskan di atas perbaikan terus-menerus adalah kunci membangun sikap diri konsisten.

Nah, bagaimana kita bisa memaafkan diri sendiri atas kegagalan masa lalu adalah kunci melangkah tanpa beban di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun