Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Fakta Hubungan Antara Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah

24 April 2022   13:49 Diperbarui: 26 April 2022   12:05 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels 

Premis dasar dari tulisan saya ini adalah kita harus mengakui bahwa masalah merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia.

Kita tidak bisa lari dari yang namanya masalah. Apalagi jika masalah yang berkaitan dengan pekerjaan kita.

Ya, sebagian dari kita mungkin bisa “menyembunyikan” masalah yang muncul di pekerjaan, namun saya yakin itu hanya sementara.

Cepat atau lambat permasalahan tersebut akan muncul dan ada risiko ketika masalah itu muncul ke permukaan malah membuat collateral damage.

Dengan demikian, alih-alih kita menyembunyikan atau bahkan lari dari permasalahan pekerjaan, mengapa kita tidak coba selesaikan satu persatu dengan cara yang benar.

Riset mengatakan bahwa lebih dari 70% karyawan lebih memilih “fire fighting” atau memadamkan api permasalahan ketimbang mencoba melakukan deteksi awal.

Di awal karir saya dulu bahkan saya pernah bersinggungan dengan sudut pandang “if it is not urgent, worry it about later,” kalau tidak penting nanti saja kita pikirkan.

Kesalahan fatal konsepsi tersebut adalah akhirnya kita pasti akan mengabaikan masalah tersebut dan ujungnya sibuk memadamkan api.

Tapi selain sudut pandang tersebut, ada sudut pandang lain yang lebih fatal lagi menurut saya yaitu “Jump into solution,” langsung tanpa pikir panjang kita mengambil kesimpulan.

Padahal belum tentu solusi tersebut merupakan jawaban yang tepat. Analoginya adalah tidak semua obat dapat menyembuhkan semua penyakit, butuh diagnosis yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun