Mohon tunggu...
Nanda Dwi Febriyanti
Nanda Dwi Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030008 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Masyarakat Jawa dan Makanan Manisnya

11 Mei 2023   23:14 Diperbarui: 12 Mei 2023   02:42 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gudeg Jogja (sumber: m.kumparan.com)

Makanan di daerah Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta memiliki cita rasa yang dominan manis. Tidak heran jika banyak dari kita yang beranggapan bahwa masyarakat Jawa identik dengan makanan manisnya.

Dari makanan manis inilah ada salah satu bahan makanan istimewa yang tidak pernah terlewat dalam setiap sajiannya, yaitu gula. Hal ini bisa dilihat mulai dari makanan ataupun minuman yang dibuat, pasti akan ada campuran gula di dalamnya.

Lalu, kenapa sih masyarakat Jawa identik dengan kuliner, makanan, dan masakannya yang manis?  Tentu terdapat sejarah masa lalu yang melatarbelakangi kenapa masyarakat Jawa identik dengan makanan manisnya dan cenderung menyukai makanan atau masakan yang manis. Ini dia penyebabnya!

Hal ini merujuk pada suplai gula Jawa yang besar pada masa kolonial, dimulai pada tahun 1830 ketika Indonesia masih berada di bawah kendali Belanda. Van der Bosch, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, memperkenalkan sistem tanam paksa atau Cultuur stelsel.

Dalam kebijakan tanam paksa ini, mereka para petani diharuskan menanam tanaman untuk komoditas ekspor yang bernilai jual tinggi seperti teh, tebu, dan kopi.

Petani di Jawa Barat terpaksa menanam teh. Kemudian para petani Jawa Tengah terpaksa menanam tebu. Ini karena Belanda menyadari bahwa tanah di sana sangat bagus untuk ditanami padi dan tebu. Akhirnya mereka memaksa masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur menanami lahannya dengan  tebu.

Selama 9 tahun sistem tanam paksa itu, 70% sawah diubah menjadi perkebunan tebu. Dengan semakin banyaknya sawah yang diubah menjadi kebun tebu,  ratusan pabrik gula juga dibangun di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memaksimalkan produksi.

Eksploitasi yang berlebihan oleh Belanda ini menyebabkan masyarakat Jawa kelaparan. Mereka kesulitan memenuhi kebutuhan pangannya karena tidak ada lagi lahan untuk menghasilkan pangan.

Dengan hanya tersedianya tebu, orang Jawa harus memanfaatkannya sebagai alternatif untuk bertahan hidup. Air perasan tebu digunakan di semua makanan olahan. Hal ini membuat orang Jawa khususnya di Jawa Tengah sangat familiar, sangat indentik dengan rasa manis.

Dari situlah diketahui bahwa pabrik gula terbanyak berada di daerah Jawa. Dan hal itu pulalah yang mendasari kenapa masyarakat Jawa identik dengan makanan manisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun