Mohon tunggu...
Nanda Elna
Nanda Elna Mohon Tunggu... Lainnya - Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

nandaelna2325@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gemercik Air Sungai & Hiruk-pikuk Kehidupan: Memahami Desa dan Kota Dalam Bingkai Sosiologi

20 September 2020   01:53 Diperbarui: 21 September 2020   11:26 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siring Banjarmasin & Pasar Terapung Lok Baintan, dokumen pribadi.

Sungai Pinang adalah salah satu desa dengan kearifan lokal yang masih terjaga. Desa Sungai Pinang terletak di pesisir Sungai Martapura, Kalimantan Selatan. Masyarakat pedesaan di Sungai Pinang menanam padi, umbi-umbian, jeruk, dan mencari ikan di sungai. Sedikit berbeda dengan pedesaan lainnya, masyarakat Sungai Pinang menjual hasil panen, ikan hasil tangkapan, dan barang dagangan lainnya seperti makanan khas Banjar di pasar terapung Lok Baintan yang berada di atas sungai Martapura.

Interaksi sosial dalam masyarakat di desa Sungai Pinang terjadi dengan harmonis di atas jukung atau perahu tanpa mesin yang menjadi salah satu alat transportasi masyarakat pesisir sungai di Kalimantan, para penjual saling bertegur sapa sambil beriringan mendayung jukung. Proses jual beli dan saling bertukar dagangan terjadi di atas aliran sungai Martapura, para pedagang yang sebagian besar merupakan perempuan berkumpul di titik utama Pasar Terapung Lok Baintan dengan berbagai macam dagangan di atas perahunya.

Beralih pada masyarakat perkotaan, urban community tidak tertentu jumlah penduduknya, perbedaan antara masyarakat desa dan kota juga terlihat pada masyarakat kota yang lebih individualis dan cara berpikir yang cenderung rasional menyebabkan interaksi-interaksi sosial yang terbentuk berdasar pada faktor kepentingan. Perubahan sosial juga lebih nampak di perkotaan karena kota lebih mudah menerima pengaruh dari luar dan letaknya yang strategis menjadikan kota cocok untuk usaha perdagangan/perniagaan seperti kota pelabuhan (Soekanto & Sulistyowati, 2017:135-140).

Pasar Terapung Tendean/Banjarmasin, Selasa (02/06/2020), dokumentasi pribadi.
Pasar Terapung Tendean/Banjarmasin, Selasa (02/06/2020), dokumentasi pribadi.

Banjarmasin merupakan salah satu kota pelabuhan yang terletak di Kalimantan Selatan, kota yang dijuluki sebagai kota seribu sungai ini terletak diantara sungai Barito dan sungai Kuin. Menilik Banjarmasin secara historis, pasar terapung mulai muncul sekitar abad ke-14 sebelum kerajaan Banjar berdiri pada tahun 1526, sehingga sungai menjadi nadi kehidupan dan penggerak roda perekonomian di Banjarmasin hingga berkembang menjadi kota pelabuhan (Kennia & Timoticin, 2019: 297-298).

Hingga saat ini, selain hiruk-pikuk kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk mengejar waktu di antara gedung-gedung pencakar langit, Banjarmasin sebagai kota pelabuhan juga memiliki kesibukan di wilayah-wilayah sungai dan pelabuhan, seperti Pasar Terapung Siring Tendean yang terletak di tengah kota Banjarmasin, setiap hari minggu pagi Pasar Terapung Siring Tendean selalu ramai pengunjung dan pedagang-pedagang yang berjualan di atas perahu.

Penulis: Nanda Elna Aulia Putri

DAFTAR PUSTAKA

Basundoro, Purnawan. 2012. Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Bergel, E. E. 1955. Urban Sociology. McGraw-Hill Book Company, Incorporated.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun