"Suster! kapan aku dipanggil?" tanyaku nggak sabaran lagi sambil menahan  perih saat duduk.
"Sabar, tenang, bang!...Setelah ini langsung kami panggil nama, abang." ujar perawat dengan ramahnya. Aang menunggu, harap-harap cemas, sakit apakah yang ia derita. Kenapa sakitnya nggak ketulungan, sungguh sangat menyiksa diri.
"Sampai-sampai kalau ada daun jendela dan pintu pun sanggup ia cabut."
Tiba dipanggil nama Aang, segera ia bergegas memasuki ruangan dan diikuti oleh seorang perawat pendamping. Ia sangat senang dapat bertemu langsung dengan dokter yang ramah dan baik hati.
"Selamat malam, Dik! Apakabar? kamu adalah pasien terakhir saya, malam ini. Bagaimana keluhannya, Dik?"
Setelah Aang memperkenalkan diri, lalu bercerita panjang lebar tentang keluhan yang ia rasakan. Kemudian dokter memeriksa penyakit secara detail dan seksama. Dokter memberikan instruksi kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium cyto, hasilnya bisa diambil segera.
"Bang! hasil laboratorium sudah siap. Mari saya antar ke ruang dokter yang tadi." Suster itu mengantar Aang menemui dokter Cantika.Â
Sementara Aang dilanda keresahan, hatinya deg-degan! semoga, semuanya baik-baik saja.
 "Silahkan duduk, Dik!" sapa dokter dengan senyum ramahnya.Â
"Berdasarkan hasil uji laboratorium, kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa diagnosa sementara penyakit adik ini Raja Singa."
"Apakah pernah dengar?" dokter berusaha merespon balik pasien dengan menanyakan riwayat penyakit yang lalu.