Mohon tunggu...
Nanda Afianisa
Nanda Afianisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES jurusan Pendidikan IPA tahun 2019

Mahasiswa jurusan pendidikan IPA yang hobi mendengarkan musik dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelatihan Teknik Ecoprint oleh Mahasiswa UNNES GIAT 3 di Desa Timpik

1 Desember 2022   17:37 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:43 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan teknik ecoprint dengan memanfaatkan bahan alam telah dilaksanakan di Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Pelatihan ini diberikan oleh tim mahasiswa UNNES GIAT 3 di Desa Timpik.  UNNES GIAT sendiri merupakan program yang diselenggarakan oleh Puasat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata, LPPM UNNES. Program ini  mengusung tagline "Bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa.

Acara yang dilaksanakan pada Selasa, 22 November 2022 ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK perwakilan setiap dusun di Desa Timpik. Acara ini didampingi oleh Ibu Puspita Dewi selaku Ketua PKK sekaligus ibu Kepala Desa. Pelaksanaan pelatihan ini berlangsung selama 2 jam dan mendapat respons yang sangat baik dari anggota PKK Desa Timpik. 

Produk kerajinan menggunakan teknik ecoprint ini merupakan sebuah proses mentransfer warna serta bentuk dari daun atau bunga pada kain secara langsung. Penggunaan bahan-bahan alami pada proses teknik ecoprint ini membuat motif yang dihasilkan disetiap kainnya memiliki warna dan corak yang berbeda meskipun menggunakan jenis daun atau bunga yang sama. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti bentuk daun atau bunga yang relatif tidak sama. 

Dalam pembuatan produk ecoprint, teknik yang digunakan adalah teknik pounding. Teknik pounding merupakan teknik pembuatan motif pada kain dengan cara dipukul. Teknik pounding dilakukan dengan meletakkan beberapa daun atau bunga diatas kain, kemudian memukulnya menggunakan palu. 

Kegiatan diawali dengan memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan yaitu terdiri dari aneka daun atau bunga yang diambil dari lingkungan sekitar Desa Timpik (diantaranya daun pepaya, singkong, pakis, pucuk merah), kain, zat TRO (Turkish Red Oil), soda abu, tawas, tunjung, plastik, dan palu. 

Tahapan selanjutnya adalah eksekusi kain dengan cara, yang pertama yaitu memberi alas plastik. Kedua, kain diletakkan di atasnya. Tahap ketiga yaitu menata daun diatas kain yang telah disiapkan.  

Kemudian tahap terakhir, ditutup dengan plastik lalu dipukul dengan palu. Setelah 15 menit, proses selanjutnya yaitu membersihkan sisa daun pada kain kemudian dijemur selama 2-3 hari agar warna daun semakin meresap. Tahap terakhir yaitu membilas kain dengan air tawas yang berfungsi mengunci warna dan corak daun pada kain. 

"Kami merasa sangat beruntung dengan adanya kesempatan ini. Sebelumnya kami kira bahwa tumbuhan hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Namun, melalui pelatihan yang diberikan teman-teman KKN, kami menjadi lebih mengerti bahwasanya tumbuhan juga dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan terutama tumbuhan yang ada di sekitar Desa Timpik." ujar ibu Puspita Dewi. 

Besar harapan mahasiswa UNNES GIAT 3, bahwasanya melalui rangkaian pelatihan dan transfer edukasi yang diberikan, muncul dan tumbuh peluang bisnis baru, terutama dalam bidang kerajinan dan ekonomi kreatif di Desa Timpik. Diharapkan pula akan ada suatu peningkatan dalam pengelolaan dan pembudidayaan berkelanjutan tumbuhan produktif di lingkungan sekitar Desa Timpik secara masif, dengan para kader ibu ibu PKK sebagai pionir dan penggerak utama di Kecamatan Susukan, khususnya di Desa Timpik sendiri. 

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun