Mohon tunggu...
Nanda Alfan Kurniawan
Nanda Alfan Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis tertarik pada topik sosial, konseling dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Guru Besar BK UM Bekali Kemampuan Wicara Diri Menghadapi Era Bias Kebenaran

31 Oktober 2022   17:02 Diperbarui: 31 Oktober 2022   17:09 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling tengah mengalami tantangan baru pasca pandemi, yaitu era post truth atau bisa di maknai sebagai era bias kebenaran. Fenomena ini muncul akibat terlalu banyak informasi yang dicerna oleh individu sebagai bukti dahsyatnya laju arus informasi dalam kerangka teknologi abad 21 dan berpotensi melahirkan banyak motif yang kurang membantu pengembangan diri individu. Menyadari realitas tersebut maka Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) berinisiatif melakukan pelatihan wicara diri dalam konseling bagi Guru BK SMA/SMK Kota Probolinggo pada tanggal 27 Juli 2022. Tergabung bersama dalam kegiatan ini Ketua Tim Pengabdian Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd.dan beranggotakan Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd., Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd., Husni Hanafi, M.Pd., serta Mila Yunita, M.Pd. Pelatihan dilakukan di Aula SMA 4 Kota Probolingo sesuai rekomendasi Koordinator MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling) ibu Dian Riska Yanuarti, S.Pd.

Pelatihan wicara diri Guru SMA/SMK Kota Probolinggo diselenggarakan dalam empat kegiatan utama dengan berfokus pada mind skill, self talk dan refleksi pasca pelatihan. Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd. sebagai penyaji pertama membawakan materi berkenaan dengan mind skills dalam layanan bimbingan dan konseling. Materi ini menjadi komponen dasar ketika seorang konselor akan meningkatkan kemampuan wicara diri yang membantu dalam proses konseling."mind skill perlu di pahami oleh ibu bapak guru BK agar nanti ketika memberikan layanan mudah dalam memahami isi pesan yang disampaikan oleh konseli" ujar Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd., Hal ini senada sebagai mana disampaikan oleh Koordinator MGBK SMA/SMK Kota Probolinggo, ibu Dian Riska Yanuarti, S.Pd. yang mengatakan "guru BK perlu memiliki banyak kemampuan untuk mengenali siswa yang diampu pada masing masing tingkatan kelas".

dokpri 
dokpri 

Rangkaian Kegiatan kedua selanjutnya disampaikan oleh Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. bertema mongkonstruk self-talk yang adaptif bagi guru BK melalui aplikasi googel meet secara online. Konten yang disajikan berisi deskripsi self talk dan mind skill beserta mekanisme strategi coping dalam mind skill. Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd. menekankan kepada guru BK supaya menggerakkan diri untuk aktif mengikuti rangkaian pelatihan, karena modal wicara diri ini dirasakan sangat besar manfaatnya bagi keberhasilan proses konseling. Materi beikutnya yang disampaikan adalah mekanisme strategi coping dalam mind skills. Sasaran materi kedua ini adalah membekali konselor untuk mendalami materi pertama, karena pada dasarnya self talk dan mind skill adalah kesatuan mekanisme positif membantu yang pada akhirnya akan terpatri dan bertransformasi secara berkelanjutan menjadi perilaku coping. 

dokpri 
dokpri 

Peserta pelatihan terlihat antusias menyimak tiap materi yang disampaikan oleh pemateri yang dipersiapkan oleh Tim Pegabdian Universitas Negeri Malang (UM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Antusiasi peserta masih terasa dalam termin ketiga kegiatan pada sesi pertama sebelum jeda isoma.  Materi disampaikan oleh Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd. dengan topik refleksi diri dalam mind skills. Guru Besar Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang (UM) didalam paparannya menegaskan bahwa profesi konselor merupakan pekerjaan mulia dan perlu di dukung dengan berbagai keterampilan, salah satunya adalah mind skills. Refeleksi ringkas ini disampaikan dengan jalur komunikasi dua arah dan mengundang banyak respon peserta melalui rangsang balik pertanyaan dan penjelasan.

dokpri 
dokpri 

Pelatihan wicara diri Guru SMA/SMK Kota Probolinggo memasuki agenda inti yakni peer practice berdasarkan materi-materi yang telah disampaikan pada sesi pertama. Peer practice dipandu bersama mahasiswa pendamping Tim Pengabdian dengan cara membagi peserta dala beberapa kelompok kecil yang di pimpin oleh fasilitator dari Tim Pegabdian Universitas Negeri Malang (UM). Ice breaking tidak lupa disematkan sebelum memulai peer practice untuk menciptakan situasi ramah dan kondusif. Peserta mengikuti tiap instruksi yang diberikan oleh pemandu dan fasilitator dengan tertib. Meskipun pada beberapa kesempatan terjadi kegaduhan, namun hal tersebut masih dalam kendali fasilitator. Aktivitas latihan ini berlangusng selama lima kali siklus yakni dihitung saat praktik lalu relfeksi secara bersambung sebanyak lima kali dalam sati periode latihan yang berlaku baik ketika latihan self talk dan mind skill. Akhir pelatihan di lajutkan dengan refleksi umum oleh Prof. Dr. Nur Hidayah M.Pd. yang berpesan supaya pengalaman latihan ini agar terus menerus dapat dilatihkan secara mandiri pada kesempatan-kesempatan beriktnya sebabagi bukti pengembangan kinerja profesional konselor, sebagaimaa diamanahkan dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

dokpri 
dokpri 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun