Mohon tunggu...
Nancy S Manalu
Nancy S Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - I am K-lover

To understand yourself, write

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Stunting, Dilarang Obesitas

27 Januari 2022   14:11 Diperbarui: 2 Februari 2022   04:31 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok Pribadi 2019: SD Kalam Kudus Pekanbaru)

Berdasarkan informasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), stunting adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama. 

Dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan anak seusianya dan penyebabnya utamanya adalah kekurangan nutrisi. 

Tapi yang perlu digaris bawahi perihal 'pendek' dalam hal ini adalah anak pendek sebenarnya belum tentu stunting, tetapi stunting adalah anak pendek.

Memiliki dua orang anak laki-laki yang masih dalam perkembangan fisik, membuat saya sering observasi atau googling dan membaca artikel seputar parenting. 

Semua orang tua terlepas dari kesulitan perannya, umumnya ingin yang terbaik untuk pertumbuhan buah hatinya. Pada pasangan muda yang baru menikah, dikarunia anak pertama biasanya membuat mereka lebih semangat seperti saya dan suami kala itu. Sejak mengandung, asupan makanan saya mulai menjadi perhatian utama kami. 

Syukurlah, kala itu anak pertama kami lahir dengan kondisi tinggi dan berat badan normal (TB 50cm, BB 3,1 kg). Ketika dia lahir pun, saya memberi ASI eksklusif selama enam bulan pertamanya dan tetap ASI ditambah makanan pendamping sampai dua tahun. 

Untuk MP ASI nya saya sudah membiasakannya mengkonsumsi sayuran dan buahan, terutama sayurannya. Saya berusaha agar dia konsisten menyukainya karena melihat beberapa anak di sekitar kami yang cenderung menghindari sayuran. 

Di usianya saat ini 9 tahun, dia tetap menyukai sayuran bahkan mau mnyemilnya seperti wortel dan brokoli mentah. Berat badannya saat ini 36 kg dengan tinggi 141 cm, dia menjadi anak tertinggi di kelasnya. 

Tapi yang menjadi perhatian saya saat ini adalah masalah nafsu makannya yang semakin meningkat. Saya mulai membatasi makanan yang terutama mengandung lemak seperti gorengan dan junk food yang terkadang membuatnya kesal terhadap saya karena ini adalah makanan favoritnya. 

Tetapi saya mulai mengedukasinya dengan bahasa yang mudah dimengerti perihal obesitas yang menantinya jika dia tidak bisa mengontrol nafsu makannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun