Apakah Anda tahu monumen Perjuangan Jatinegara? Kalau saya dan beberapa teman yang ikut walking tour bersama Jakarta Good Guide (JGG) tidak tahu. Kita baru mengetahui saat mengikuti walking tour Passer Meester. Mungkin kita pernah melewati tapi tidak cukup mengenal monumen tersebut.
Monumen Perjuangan Jatinegara dibangun di ujung Jl. Matraman pada pertemuan Jl. Jantinegara Barat dan Urip Sumuharjo dekat gereja Eukomunia (Gereja Protestan Jemaat Koinonia). Sedianya monumen ini akan dibangun di sekitar lokasi Viadek (Viaducht) Jatinegara, tetapi karena lokasi tidak memungkinkan dialihkan di Jl. Matraman Raya.
Sangat disayangkan walau berada di lokasi strategis tapi kondisi monumen saat aku kesana di hari Selasa, 25 Februari 2025, posisi depan monumen tertutup tanaman yang cukup tinggi dan dekat monumen berdiri sebuah bangunan. Hal itu yang menyebabkan monumen seperti tidak terlihat jelas. Kita kesulitan untuk mengambil foto monumen dari dekat tampak depan. Kita hanya bisa mengambil dari posisi samping dan belakang saja atau mengambil foto dari jarak jauh.
Padahal, Monumen Perjuangan Jatinegara merupakan salah satu dari sekian banyak monumen bersejarah penting di Jakarta yang menyimpan nilai perjuangan tinggi. Berikut ini monumen bersejarah yang ada di Jakarta:
- Monumen Nasional (Monas)
- Monumen Selamat Datang (Bundaran HI)
- Monumen Digantara (Pancoran)
- Monumen Pembebasan Irian Barat (Lapangan Banteng)
- Monumen Pahlawan (Tugu Tani)
- Monumen Perjuangan (Jatinegara)
- Monumen Pancasila Sakti (Lubang Buaya)
Walaupun monumen Perjuangan Jatinegara seperti tersembunyi ternyata memiliki sejarah yang menarik. Mengutip Wikipedia Monumen Perjuangan Jatinegara adalah sebuah monumen untuk mengenang peristiwa-peristiwa perjuangan di Jakarta Timur pada umumnya dan Jatinegara pada khususnya. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi merupakan rangkaian perjuangan di daerah-daerah seperti, Pasar Jangkrik (Pasar Macan), Paseban, Kampung Melayu, Pulomas, dsb. Ide pembuatan patung diprakarsai oleh Gubuner KDKI Jakarta saat itu Ali Sadikin.
Monumen ini dibangun dengan gaya realis berbentuk sosok manusia yang berdiri tegak di atas landasan yang tingginya 3 meter. Patung yang menggambarkan seorang pemuda berukuran 2,5 meter berdiri tegak dengan tangan sedekap (tangan di dada) sambil memeluk senapan, di punggungnya tergantung sebuah ransel, berikat pinggang dengan dilengkapi peralatan perang seperti pistol, granat, golok, dompet dan sebuah tempat minum.
Di samping patung pemuda berdiri seorang anak laki-laki setinggi 1 meter bercelana pendek tanpa baju dengan kaki telanjang, di leher bergantung sebuah ketapel. Di bawah patung terdapat tulisan patung perjuangan Jatinegara, diresmikan tanggal 7 Juni 1982 oleh Gubernur KDKI Jakarta, Letjen Tjokropranolo. Letjen Tjokropranolo menggantikan Ali Sadikin sebagai Gubernur KDKI Jakarta setelah masa jabatan Ali Sadikin berakhir pada tahun 1977. Disisi belakang monumen bertuliskan: “TIADA SESUATU PERJUANGAN YANG LEBIH LUHUR DARIPADA PERJUANGAN KEMERDEKAAN”.
Pembuatan patung ini memakan waktu 2,5 tahun, bahan pembuatan patung ini adalah beton cor dan gips, pengecoran dilakukan di Yogyakarta. Sebagai pematungnya adalah Haryadi.