Mohon tunggu...
Nay Yuripatasha
Nay Yuripatasha Mohon Tunggu... Editor - Nayla Yuripatasha Komaruddin

SMP Labschool Rawamangun's Student

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Emang Bisa, ya, Nulis Buku Tanpa Ribet?

14 November 2019   20:08 Diperbarui: 14 November 2019   20:22 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Emang ada, ya, cara untuk menulis buku atau membuat buku tanpa pake ribet? Dulu, aku juga berpikiran seperti itu. Lah, namanya, kan, juga buku, gimana ga ribet? Halamannya banyak, isinya harus menarik, apalagi kalau sudah menyangkut kebahasaan. Aduh, enggak banget! Tapi, nih, aku diajari dalam kelad bimbingan teknologi komputer apalah itu di sekolahku, dan kau tahu? Kutarik langsung pernyataan yang kubuat bahwa menulis buku itu adalah hal yang teribet di dunia. Mau tau rahasianya? Asli tanpa ribet, deh, pokoknya!

Seperti yang kita tahu, profesi penulis adalah satu dari sekian banyaknya profesi keren yang gak akan pernah dilupakan dan merupakan satu profesi dengan kedudukan yang tinggi serta akan selalu dicari-cari oleh berbagai macam perkantoran atau perusahaan. Penulis atau profesi yang menyangkut tulis menulis dan menciptakan sebuah karya tulis itu gak sekadar menulis dan mencetak buku, mengarungi dunia literasi, dan lain sebagainya. Luas tahu! Saking luasnya, banyak orang yang bahkan tidak menyadari bahwa skill skill dalam dunia tulis menulis itu sangat penting dan kelak akan berguna dalam berbagai macam hal.

Kalian tau gak? Sebenarnya, kemampuan menulis dipandang sebagai satu dari segala macam indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Lah, kok bisa begitu?

Indikator intelektualitas juga sering disebut sebagai perkembangan kognitif pada manusia. Apa sih perkembangan kognitif itu? Perkembangan kognitif adalah suatu proses dalam psikologis seseorang yang menyangkut proses memperoleh, menyusun, dan memanfaatkan suatu ilmu atau pengetahuan dan kegiatan dalam berpikir dalam menimbang, mengamati, menganalisa, dan lain sebagainya. Nah, seperti yang kita tahu, dunia tulis menulis itu tentu memerlukan kualitas yang baik dalam menganalisa, mengamati, dan lain sebagainya. Hal-hal ini dapat diasah dalam dunia tulis menulis. Lama kelamaan, seseorang yang menulis akan semakin mahir dan menandakan bahwa perkembangan kognitif anak itu meningkat. Dengan begitu, indikator intelektualitas anak itu tidak dapat diremehkan sama sekali.

Eh, sebelum kita jauh-jauh banget dari topik, langsung balik lagi ke topik, yuk! Paragraf tadi bisa dianggap sebagai pemanasan atau keset selamat datang di artikel ini, ya! Selanjutnya, aku mau membahas nih bahwa pasti kalian yang sedang membaca ini pernah mempunyai impian untuk menerbitkan karya tulisan kalian, kan? Namun, tidak semua dari kita dapat menjadikannya lebih dari sekadar impian.

Banyak atau semua dari manusia yang menghuni Bumi menginginkan menjadi penulis atau paling tidak menerbitkan sebuah karya tulis hasil dirinya sendiri. Namun, hanya setengah atau bahkan kurang dari setengah yang bisa mewujudkannya. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pernyataan menyedihkan itu? Pertama, mungkin sebgaian dari kita merasa bahwa diri kita tidak mempunyai bakat dalam dunia tulis menulis yang menyebabkan diri kita sendiri minder atau malu terhadap karya kita sendiri yang bahkan sering kali dinilai bagus oleh orang lain. Alasan kedua adalah alasan yang paling sering kita ucapkan sampai-sampai aku bosan mendengarnya, bahkan dari mulut dan otakku sendiri. Alasan itu adalah tidak adanya ide atau sulitnya mencari inspirasi yang menarik. Lalu, kebanyakan dari kita tidak suka menulis. Alasan keempat ini terkadang tersambung dengan alasan pertama yaitu tidak berani menerima kritik. Yeah, antara takut dipermalukan atau memang merasa dirinya yang paling benar. Terakhir adalah sulitnya mengatur waktu. Ini memang alasan yang paling memusingkan, kan?

Nah, setelah membahas penghalang-penghalang terwujudya suatu harapan, aku akan membahas secara singkat (mungkin) hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi kendala-kendala menyebalkan tersebut. Sebenarnya, mengatasinya cukup mudah. Kita hanya butuh motivasi, keinginan yang kuat, dan berbagi pengalaman dari orang lain. Oh, ya, yang terpenting adalah berpegang teguh pada apa yang ingin kau wujudkan.

Sekarang, kita langsung saja ya, cap cus ke tips pertama. Tips pertama ini adalah memulai dengan why and how, Kenapa dan bagaimana.

Why ini menyangkut pertanyaan yang menanyakan alasan kita menulis atau mengapak kita menulis? Jawaban yang akan kita dapatkan akan lebih filosofis dan sesuai dengan visi yang telah kita tetapkan. Dengan memperjelas minat kita dalam menulis dan alasan kita menulis, kita akan lebih mudah bertahan dalam sebuah karya yang sedang kita tulis.

Alasan-alasan ini juga bisa sangat beragam. Mau tau contohnya?

Pertama, menyangkut orientasi material atau tujuan untuk mendapatkan serta mengumpulkan sesuatu yang kita butuhkan dan pada dasarnya itu menyangkut uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun