Museum Brawijaya merupakan sebuah museum militer yang berada di Malang, Jawa Timur. Museum ini beralamat di Jl. Ijen No.25 A, Gading Kasri, Kec. Klojen, Kota Malang. Museum ini beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00.
Disebutkan bahwa pencetusan ide pendirian museum sudah ada sejak tahun 1962 oleh Brigjend TNI Soerachman. Kemudian ide ini mendapat dukungan pemerintah Kota Malang dengan menyediakan lokasi tanah seluas 10.500 meter persegi. Pembangunan museum ini pun mendapat sokongan biaya dari pemilik hotel di Tretes Pandaan, yang bernama Martha. Selanjutnya pada tahun 1967 barulah pembangunan museum ini dimulai oleh arsitek bernama Kapten Ir. Soemadi dan rampung pada tahun 1968.
Museum Brawijaya diresmikan oleh Pangdam VIII Brawijaya pada tanggal 4 Mei 1968 dengan semboyan "Citra Uthapana Cakra" yang memiliki arti; Citra yaitu sinar; Uthapana yaitu membangkitkan; dan Cakra yang memiliki arti semangat atau kekuatan.
Pada halaman depan Museum Brawijaya terdapat beberapa senjata dan kendaraan perang yang dipamerkan, diantaranya yaitu:
* Tank buatan Jepang
* Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU).
* Meriam 3,7 Inch (Si Buang), meriam ini dinamakan "Si Buang" karena dalam pertempuran sengit yang berlangsung hampir 6 jam, gugur seorang prajurit TKR bernama Kopral Buang. Maka dinamakan lah meriam ini Si Buang untuk mengenang jasa prajurit tersebut.
* Tank Amfibi AM Track.
* Patung Jenderal Sudirman, yang dimaksudkan untuk mengabadikan dan mengenang jasa-jasa Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Beralih pada bagian lobi, ruangan satu ini terletak tepat setelah pintu masuk utama, diapit diantara Ruang Koleksi I dan Ruang Koleksi II. Di ruangan ini terdapat relief kekuasaan Majapahit dan daerah-daerah tugas yang pernah dijalani oleh pashkan Brawijaya dalam menegakkan kemerdekaan, serta tugas-tugas lainnya. Kemudian, pada bagian atas dinding terdapat lambang-lambang kodam/kotama TNI AD di Indonesia.
