Mohon tunggu...
Nanang Setiana
Nanang Setiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Imers, SEO Specialist, Web Content Writer, Web Dev, Blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir Ciledug Cirebon Sampai Seatap Rumah Warga (Situasi Terkini Tinjauan Langsung Dari Lokasi)

26 Februari 2018   03:30 Diperbarui: 10 Maret 2018   09:20 4875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir Ciledug Cirebon, air meluap hingga seatap rumah (Tanggal 23 Februari 2018 dini hari)

Kondisi psikologis warga setelah terdampak banjir

Banjir telah tiada, entah esok hari. Banjir menyisakan trauma. Kini setiap kali cuaca mendung, yang ada dalam benak warga adalah akankah banjir terulang lagi. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Mulai tanggal 25 Februari 2018, warga sudah mulai beraktivitas membersihkan rumahnya, pekarangannya, dan musholla. Sementara jalanan, sekolah, dan masjid nampak belum terjamah untuk dibersihkan. Pasokan air bersih dan kurangnya tenaga siap guna untuk membersihkan menjadi sebagian dari kendala proses pembersihan lumpur belum maksimal. 

Aksi warga bersih-bersih dari lumpur bekas banjir hanya berlangsung hingga sore saja, warga (khususnya Ibu-ibu, manula, dan anak-anak) terdampak banjir terlihat mengungsi di tempat pengungsian ketika sore mulai tiba, untuk menghindari banjir susulan yang masih berpotensi datang.

Kini warga lebih tersadarkan untuk sigap mengungsi saat banjir mulai masuk dengan ketinggian di bawah 50 cm. Beberapa warga merasakan kegalauan akan kondisi desa yang terus berulang dilanda banjir.

Warga mengungsi di tempat yang lebih aman sambil berjaga-jaga adanya banjir susulan
Warga mengungsi di tempat yang lebih aman sambil berjaga-jaga adanya banjir susulan
 Beruntung di desa ini tidak seperti kabar di desa tetangganya, yang menyebabkan 3 orang harus dirawat di rumah sakit akibat stress oleh karena hewan ternaknya yang berjumlah puluhan hanyut terbawa arus banjir besar.

Warga nampak membutuhkan banyak hal. Ada yang sampai H + 3 pasca banjir masih belum ganti celana, karena bantuan pakaian yang datang, kebanyakan dalam bentuk pakaian bagian atas dan pakaian untuk ibu-ibu dan anak-anak. Lemari-lemari di rumah warga berjatuhan, isi lemari semua habis terendam lumpur. 

Kebutuhan warga lainnya adalah kebutuhan mendesak untuk anak seperti pampers, minyak kayu putih, susu, dan lainnya. Kemudian warga juga membutuhkan obat-obatan serta perlengkapan untuk kebersihan badan serta kebersihan rumah dan lingkungan.

Tentunya hal lain seperti alat tulis dan perlengkapan sekolah, perlengkapan tidur seperti selimut, bantal, dan lainnya, dan perlengkapan rumah tangga lainnya sangat juga dibutuhkan. 

Di luar kebutuhan yang bersifat fisik, bantuan lain yang secara psikologis sangat dibutuhkan warga korban banjir atau warga terdampak banjir diantaranya aksi untuk membangun kembali kepercayaan diri dan sikap positif setelah dilanda musibah seperti Trauma Healling serta dukungan modal untuk memulai usaha mencari nafkah dari nol. 

Pedagang, pembuat gerabah, tukang cukur rambut, dan lainnya kini tidak lagi memiliki alat untuk menjalankan usahanya, alat-alat yang ada menjadi hilang dan rusak oleh karena adanya banjir besar tanggal 23 Februari 2018. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun