Mohon tunggu...
Nanang E S
Nanang E S Mohon Tunggu... Guru - Orang yang tidak pernah puas untuk belajar

Penggiat literasi yang mempunyai mimpi besar untuk menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepotong Bibir dalam Dompet

25 Februari 2017   17:43 Diperbarui: 25 Februari 2017   17:56 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini kekasihku, maukah kau kuracuni manis bibirku (pinterest.com)

“Tapi Tuan?” Otakku semakin bingung, tiba-tiba Tuan menyuruhku untuk melpaorkan dirinya kepolisi.

“Telepon sekarang juga, karena hanya itu langkah awal untuk menembus dosa-dosaku”

Aku diam sesaat,  kewajiban bukanlah menjadi tuntutan yang merugikan sesama. Hanya saja bagaimana kita memahami kewajiban untuk berjalan bersama. Kewajiban suami untuk menafkahi istri, dan istri buka memaksa kewajiban suami di luar kemampuannya. Bagimanapun jika kewajiban itu dijalankan secara bersama, akan muncul kewajiban yang akan sama-sama membangun kebaikan bersama. Aku diam sambil memikirkan hal itu, dan sampai sekarang aku masih bingung. Siapa yang mau membantu memikirkan hal ini? Mengubungi polisi atau tidak?.

Penulis:

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun