Mohon tunggu...
Nana Mardiana
Nana Mardiana Mohon Tunggu... Freelancer - Tuliskan, daripada hanya mengendap dalam pikiran lalu tertimbun dalam lupa.

Tidak ada yang salah dengan menjadi berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Bilang Bela Negara Berarti Angkat Senjata? Kamu pun Bisa Lakukan Ini

17 Oktober 2019   11:19 Diperbarui: 17 Oktober 2019   11:37 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Generasi milenial yang saat ini berumur antara 18-36 tahun merupakan usia produktif. Generasi ini memainkan peranan penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keunggulan generasi ini memiliki kreativitas tinggi, penuh percaya diri serta terkoneksi antara satu dengan lainnya (Supriyanto, 2018).

Populasi penduduk Indonesia yang berusia antara 15 s.d 34 tahun hampir mencapai 34,4% dibanding dengan generasi sebelumnya. Hasil riset yang dirilis oleh Pew Research Center menemukan bahwa kehidupan generasi milenial tidak dapat dilepaskan dari teknologi, terutama internet, media sosial, dan hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini[2]. Menurut survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, ada 143,26 juta orang Indonesia yang telah menggunakan internet, dari total populasi sebanyak 262 juta orang. Dari data tersebut, diketahui orang Indonesia yang paling banyak menggunakan internet didominasi oleh generasi milenial, yang rentang usianya mulai 18 tahun sampai 36 tahun yaitu sekitar 49,52%[3].

Hal tersebut di atas bisa menjadi peluang sekaligus ancaman bagi Indonesia. Jika seluruh pengguna internet di generasi milenial ini mengakses konten positif di media sosial, berarti sekitar 71 juta orang telah berkontribusi upaya bela negara. Namun jika justru percaya dengan hoax atau propaganda, berarti Indonesia harus siap menerima kenyataan bahwa 71 juta orang di Indonesia hanya menumpang hidup di Indonesia alias tidak ikut upaya bela negara. Sehingga dapat dikatakan bahwa masa depan bangsa ini sangat tergantung dengan kualitas generasi milenial saat ini.

Kesadaran bela Negara yang tinggi di kalangan generasi milenial akan menjadi soft power bangsa dalam menjaga kedaulatan Negara ini di masa yang akan datang. Fakta ini harusnya mampu ditangkap oleh pemerintah khususnya, Kementerian Pertahanan sebagai penyelenggara Pendidikan Kader Bela Negara. Sehingga konsep pendidikan bela negara menjadi lebih kreatif dan massif lewat media sosial misalkan dengan animasi, infografis, dan konten kreatif lainnya.

Konten Positif Sebagai Alternative Pendidikan Bela Negara

Sebuah fenomena terjadi di masyarakat global, yakni ketika masyarakat memandang apa yang ditampilkan media merupakan sebuah kebenaran. Keadaan ini bukan tidak mungkin konten-konten SARA yang memecah integrasi bangsa menjadi bentuk propaganda baru di masyarakat. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Malcolm X bahwa media memiliki kekuatan super.

Media memiliki kekuatan untuk membuat yang bersalah menjadi tidak bersalah dan membuat yang tidak bersalah menjadi bersalah. Kekuatan ini terjadi karena media lah yang mengendalikan pikiran massa[1].

Generasi Milenial sebagai ujung tombak negara, perlu memanfaatkan internet untuk perlawanan terhadap segala bentuk ancaman di Indonesia. Di sini ada keniscayaan dari penulis bahwa kekuatan generasi milenial untuk membagikan konten positif adalah langkah yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi bagi warga negara Indonesia.

Penyebarluasan konten positif merupakan cara elegan untuk melawan propaganda kelompok radikal dan juga konten negatif lainnya sekaligus menginspirasi orang lain. Indonesia sekarang hidup di era digital, akan lebih baik apabila media sosial digunakan sebagai lahan edukasi wawasan kebangsaan yang dapat memperkokoh persatuan bangsa.

Hal yang bisa dimanfaatkan adalah dengan pembuatan gambar ataupun video infografis, video animasi, meme, maupun dengan film. Coba kita tengok Amerika Serikat yang selalu menampakkan simbol-simbol negaranya di setiap film bikinan Amerika Serikat. Hal ini sengaja dilakukan untuk memperkuat identitas negaranya sehingga rasa bangga sebagai warga negara pun semakin tinggi.

Seharusnya Indonesia pun mampu bergerak ke arah ini. Cukup sedih sebenarnya saat penulis menuliskan kata kunci "bela negara" di pencarian Youtube, hasil menunjukkan ada beberapa video tentang bela negara yang bersifat easy learning namun sayangnya kebanyakan adalah "tugas sekolah". Sehingga dapat disimpulkan, mereka membuat video pendidikan bela negara namun bersumber dari perintah guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun