Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Serunya Adu Pendapat dengan Bahasa Betawi

30 November 2024   13:37 Diperbarui: 30 November 2024   13:37 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pilkada 2024 | Ilustrasi : KPU.go.id

Tiga hari lalu seharusnya menjadi pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia dalam memilih pemimpin daerahnya. 

Kata seharusnya ini perlu digaris-bawahi, karena dalam proses real-nya, sebagian besar rakyat tidak lagi bebas dalam memilih calonnya. 

Ada yang hanya memiliki calon tunggal, yang berujung pada melawan kotak kosong saja, ada juga yang melakukan "serangan fajar" demi mendapatkan suara rakyat, dan sebagainya.

Pesta demokrasi sepertinya sudah sangat ternodai pada masa Pemilu 2024 kemarin.

Suara rakyat dan demokrasi sebuah negara berdaulat tidak lagi dihargai, karena semua aturan ditabrak demi kepentingan yang sangat tidak jelas apa manfaatnya bagi negara, kecuali untuk kesejahteraan segelintir kelompok tertentu saja.

Bisa dibilang kemenangan dikarenakan ada faktor X yang benar-benar terlihat dengan jelas pengaturannya, bukan lagi murni dari hati nurani rakyat. 

Melihat hal tersebut, tentu banyak pihak yang merasa kecewa, maka tidak heran banyak orang yang memilih untuk "berontak". 

Di daerah Bangka dan Pangkal Pinang, kotak kosong menjadi pemenang.

Di Jakarta, angka golput tertinggi dalam Pilkada 2024 pun terjadi, dikarenakan banyak orang yang menjadi apatis terhadap politik. 

Merasa percuma saja memilih, karena toh pihak yang mendukung salah satu calon Gubernur dan Wakil Gubernur sudah memiliki rekam jejak untuk memenangkan kompetisi dengan berbagai cara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun