Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Kenangan Cinta, Brown Latte

1 November 2021   13:40 Diperbarui: 1 November 2021   13:58 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Brown Latte | Foto Pexels.com/Nanamarcecilia

Dalam rumah duka, Kayla mengenakkan pakaian putih, wajahnya pucat pasi, dengan rambut yang awut-awutan. Aku tidak yakin ia sudah mandi.

Matanya menatap kosong ke arah peti, ia hanya terdiam dan sama sekali tidak bergerak, bahkan mengedip pun nyaris tidak dilakukan.

Ibu Jordi berada disamping peti, menangis sesunggukkan tiada henti. Selama aku dan Awan disana, sang ibu sempat pingsan beberapa kali.

Ayah Jordi selalu berada disamping sang istri, menjaganya, sekaligus menahan diri agar bisa menenangkan istrinya, yang masih kaget anaknya sudah tiada.

Adik Jordi sendiri melayani tamu yang melayat, tatapannya begitu sendu. Saat menceritakan kejadian detik-detik Jordi kehilangan nyawanya, sang adik seperti menahan napas sekaligus menahan diri untuk tidak sumpah serapah pada orang yang menabraknya.

"Sialan tu orang, Kak!", cerita adik Jordi sambil memaki.

Akhirnya, Joshua, adik Jordi yang juga mengenal kami, bisa leluasa mengeluarkan unek-uneknya.

"Kalau dari saksi orang yang ngeliat, tu orang langsung keluar gang, lawan arus sambil ngebut, udah gitu lampu motornya kagak dinyalain. Kak Jordi juga pakai kecepatan tinggi. Tubrukan langsung, mental dua-duanya."

"Terus, tu orang gimana?", tanyaku.

"Luka-luka doang. Hoki banget, emak bapaknya malah marah-marah bilang Kak Jordi yang salah! Jelas-jelas para saksi aja pada bilang anaknya dia yang maen ngeloyor keluar dari gang!", nada Joshua semakin tinggi.

"Anaknya emang usia berapa?", tanya Awan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun