Sama halnya ketika ada sebuah gelas loreng yang ukurannya besar, memori kita bisa jadi langsung terkenang dengan kakek atau nenek yang semasa hidupnya seringkali minum air dengan gelas tersebut.Â
Lemari pakaian yang terbuat dari kayu jati, yang ketika dibuka pintunya, maka aroma kayu langsung menusuk hidung, bisa jadi langsung mengajak memori kita mengingat lemari, tempat ibu kita dulu menaruh seluruh pakaiannya yang jumlahnya seabrek.
Bernostalgia tentu membangkitkan kenangan yang indah, namun jangan lupa mengendalikannya. Karena, menurut CNN Indonesia, salah satu efek dari bernostalgia adalah kita bisa berbelanja lebih banyak.Â
Wah, saking, terkenangnya akan barang-barang yang kita lihat, secara tidak sadar memori indah tersebut membuat kita berbelanja secara impulsif, karena adanya rasa bahagia dan kenyamanan yang ditimbulkannya.Â
Ups, serem! Jadi, hati-hati ya, jangan sampai nostalgia kebablasan. Hoho.
Tidak hanya pada barang, perasaan nostalgia pun bisa muncul dalam berpolitik, seperti mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menggunakan slogan kampanye "Make America Great Again".
Slogan tersebut berhasil menciptakan memori para pendukungnya yang mungkin pernah merasakan kejayaan Amerika pada masa dulu, atau minimal pernah mendengar dan membaca tentang kejayaan negerinya.Â
Memori nostalgia tersebu lantas membangkitkan harapan agar Amerika Serikat bisa melalui masa-masa krisisnya, dan mereka bisa kembali menjadi negara adidaya kembali.
Di Indonesia sendiri, Presiden Jokowi dan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri, juga kerap menggunakan perasaan nostalgia tentang kejayaan Indonesia saat dipimpin oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
Saya sendiri tidak pernah merasakan kepemimpinan beliau, namun kedua kakek saya bercerita ketika Presiden Soekarno mulai berorasi, semua orang akan duduk diam dan mendengarkan dengan seksama apa yang dipidatokan beliau.Â