Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hati-hati pada Penipuan Online Berkedok Cinta ataupun Agama

18 Oktober 2021   13:34 Diperbarui: 18 Oktober 2021   21:00 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hati-hati dalam menggunakan dating app, jangan terlalu mudah percaya seseorang karena bisa saja kita menjadi korban "love scam" | Sumber: Theverge via Kompas.com

Dari sana saya mengobrol dengannya seperti teman, bukan karena saya suka ditipu, tapi sangat ingin tahu bagaimana cara mereka bekerja. 

Tidak semuanya ia beritahu pada saya, hanya kurang lebih saja. 

Saya pun meminta tolong teman online yang berprofesi sebagai IT tersebut untuk membantu saya menyamarkan IP Address selama mengobrol dengan Alex. Dia mengiyakan, sampai satu hari, mungkin dia cape juga, ia menasihati supaya saya berhenti ngobrol dengan orang tersebut karena sepertinya akan semakin berbahaya. 

Kita tidak pernah tahu mereka, si penipu, sindikat yang profesional atau masih keronco. 

Dan belakangan, sepertinya cara kerja para penipu ini (bukan cuman yang menipu saya saja), semakin terlatih dengan baik. Saya baru tahu di salah satu channel YouTube yang menayangkan modus penipuan love scam. Hampir sama dengan yang saya alami, dan ditambah ternyata penipunya bekerja sama dengan orang Indonesia. 

Nah, untuk love scam, kinerja mereka hampir sama, yakni :

  1. Profil fotonya terlihat sangat cantik ataupun ganteng, kemudian bio-nya membutuhkan hubungan yang serius. 
  2. Perkenalan dan ngobrol dengannya terasa nyaman, dan kita akan merasa benar-benar diperhatikan dan dihargai layaknya berkenalan secara offline.
  3. Sangat ekspresif dalam menyatakan rasa cintanya dengan kalimat yang begitu panjang. Bagai pria yang berperan dalam drama romantis.
  4. Biasanya duda atau janda yang memiliki putra atau putri yang masih kecil dan lucu (fotonya). 
  5. Jarang sekali mau video call, andai mau, palingan hanya beberapa detik saja, atau gelap gulita. Ia akan beralasan kalau signalnya sedang tidak bagus. 
  6. Berkeinginan untuk menikahi kita, hingga dengan romantisnya mau menyebrangi lautan yang luas demi bertemu dengan kita. Tiket pesawat pun akan diberikan sebagai bukti. 
  7. Setelah sampai ditempat transit, penipu ini akan bilang kalau ia mendapatkan masalah, dan meminta kita untuk membantunya. Segala macam bujuk rayu supaya kita jatuh kasihan akan dilakukannya, bahkan terkadang ada ancaman terselubung.

Kurang lebih seperti itu, dan ternyata ada yang terbaru, yakni 

  • Mengajak kita join usaha, atau usahanya memakai atas nama kita, si korban yang katanya sudah dianggap sebagai pasangan resminya.
  • Mengirimkan hadiah, yang kemudian untuk membayar pajak ataupun biayanya, mesti dibayar oleh kita sendiri, sebagai penerima.

Bagaimana dengan agama? 

Kinerja hampir sama, hanya saja penipu ini akan menyamar menjadi pemimpin atau tokoh agama. Mereka memberikan pelayanan VIP untuk orang-orang yang kedamaian hatinya sangat terusik karena tekanan hidup. Tidak ada tempat untuk berbicara. 

Ujung-ujungnya penipu yang menyamar ini akan membujuk kita untuk memberikan donasi, sebagai bentuk kepedulian, supaya hati kita terasa damai dan tentram. 

Kalau belum damai juga, kirim lagi, dan kirim lagi, dengan bujuk rayu penentraman hati yang begitu memukau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun