Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Apalah Impor, Kalau Ada Pangan Lokal yang Berkualitas

17 Agustus 2021   10:00 Diperbarui: 17 Agustus 2021   10:15 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pangan lokal | Foto : Kompas.com

Kalau berdasarkan pengakuan Mohamad Reza Tirtawinata, kebun dan budidaya durian di Indonesia masihlah sedikit, ketimbang Malaysia. Malaysia lebih maju dalam pengembangan budidaya duriannya.

Sedangkan dengan Monthong Thailand, menurut Yasid Taufik, Pelaksana Haruan Dirjen dan Sekretaris Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, durian lokal kalah promosi dengan si Monthong.

Padahal durian kita memiliki macam jenisnya yang tidak kalah enak, seperti durian Mimang, Candimulyo, Matahari, Montong, Petruk, Bawor, Ajimah, Bubur, Bokor dan Lay.

Tidak lupa, Tarutung merupakan jenis durian yang disukai suami saya saat berada di daerahnya, Tapanuli.

Nah, kalau ada pangan lokal yang enak, mengapa harus beli impor ya gak? Hitung-hitung kita turut membantu perekonomian nasional para petani lho.

Ilustrasi brokoli lokal | Foto Kompas.com
Ilustrasi brokoli lokal | Foto Kompas.com

Brokoli

Bagi pejuang diet, sayur ini sangat disukai, karena kandungan proteinnya yang tinggi, sehingga salah satu sayur yang tidak bikin kita cepat lapar.

Saya sendiri awalnya tidak terlalu suka rasanya, tapi karena diet, ya mau tidak mau memakannya. Lama-lama terbiasa juga dengan rasanya.

Hingga suatu hari saya ditanya oleh pedagang sayur, "mau brokoli lokal atau impor?". Saya pun bertanya perbedaannya dimana. Oh, ternyata perbedaan di ukuran. Saya pun membeli yang lokal karena ukuran lebih kecil dan murah pula. 

Saya pun memasaknya, dan eh, kok, rasanya tumben, enak. Bumbunya sangat meresap ke dalam brokolinya, bahkan kuah yang dihasilkan dari brokolinya sendiri, rasanya agak manis. 

Minggu berikutnya, saya pun membeli brokoli impor. Penasaran saja dengan rasanya, ada beda atau tidak.

Pulang ke rumah, saya menyiangi dan memasaknya dengan teknik dan durasi masak yang sama. Hmm, rasa brokolinya kembali seperti semula, yaa enak karena terbiasa di makan, tapi tidak seenak rasa si brokoli lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun