Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menoreh Tulisan untuk Mengenang Sosoknya

27 Juli 2021   05:55 Diperbarui: 27 Juli 2021   06:06 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis diary untuk mengenang sosok Ibu TH | Foto : Kenangan.com

Terkesima, itulah kesan pertama yang saya lihat dari dirinya, pertama kali melihatnya turun dari mobil.

Saat datang menghampiri, kemudian menjabat tangan berkenalan, saya begitu terpukau, baru pertama kali saya bertemu seorang wanita yang gesturnya begitu anggun dan berkarisma. 

Selama ini saya memiliki role model wanita yang karismatik, anggun, berwawasan, dan bersahaja. Dan itu hanya saya temukan dalam diri publik figur yang hanya bisa saya tonton semata. Bisa bertemu didunia nyata, walau wanita ini bukanlah publik figur, sungguh suatu kehormatan bagi saya.

Wanita tersebut berinisial TH. Usianya kurang lebih sepertinya 40-an tahun saat itu. Terakhir bertemu sepertinya sudah 50-an tahun.

Saya bertemu dengannya beberapa kali, saat akan berbelanja di toko. Terkadang memiliki kesempatan untuk mengobrol dengannya sebentar. Semakin kenal, saya semakin kagum. Dan ingin sekali suatu hari nanti saya bisa sepertinya. Yaa, mimpi sedikit boleh lah, walau menyadari diri saya sangat jauh dari kualitas role model yang saya kagumi.

Kekaguman saya semakin meningkat, ketika melihat bagaimana dirinya memperlakukan karyawan toko. Berempati, santun dan manusiawi.

Dari obrolan dirinya dengan atasan, atau terkadang saudaranya menceritakan tentang Ibu TH, saya menangkap bahwa finansial beliau sangatlah baik. Ya, bisa dibilang sangat berkecukupan.

Tidak sedikit pembeli di toko yang berkecukupan memperlakukan karyawan toko, rada sinis dan harus dilayani sesegera mungkin, tidak peduli keadaan orang disekitarnya. Belum lagi ada juga yang perkataannya sangat arogan. Ya, cukup dimaklumi lah pembeli adalah raja.

Namun ada perbedaan dalam sikap Ibu TH. "Sudah tidak perlu dibuka semuanya, saya lihat dari sini saja", itulah yang selalu dikatakan beliau apabila karyawan sudah mulai banyak membuka plastik untuk memperlihatkan produk-produk toko. 

Kemudian kalau beliau sangat tertarik, barulah Ibu TH akan meminta, "Boleh tolong dilebarkan kainnya? Saya mau lihat lebih jelas.", dan kalau sudah selesai melihat, maka beliau akan mengatakan, "terima kasih ya" dengan senyuman yang ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun