Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Homogenitas Pendapat, Apakah Tanda Lunturnya Intelektualitas?

16 Maret 2021   15:24 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:41 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memaksakan pendapat | Foto : Sekolah007.com

Maka ketika ada perbedaan pendapat, penyerangan secara emosional pun akhirnya dilakukan, bahkan ketika kita terdesak tidak bisa membela karena kurangnya pengetahuan fakta dilapangan, penyerangan terhadap personal pun dilakukan. Secara tidak sadar, kita berusaha membela komunitas. Rasa yang berlebihan, menutup logika.

Hmm.. mungkin saya bisa mengatakan bahwa homogenitas pendapat ini disebabkan oleh pengaruh sosial media, yang kemudian menurunkan daya kritis kita, karena kita terbiasa menyerap informasi yang hampir sama, walau dari berbagai akun sosial media. 

Apabila terus dibiasakan, tidak menutup kemungkinan kita akan menjadi katak dalam tempurung, walaupun sudah berpendidikan sangat tinggi. 

Untuk mengurangi pemaksaan pendapat, mungkin akan ada baiknya kita berlatih untuk mencari informasi yang saling berbeda. Tentunya dari media yang resmi. 

Misalnya saja, kita mesti tahu media A B C itu dimiliki oleh siapa, sehingga kita bisa tahu media tersebut akan menempatkan diri dipihak yang mana dan kecenderungan konten beritanya akan seperti apa. 

Kemudian, kita mencari media yang kira-kira berseberangan dengan pemilik media, kemudian membaca bagaimana informasi yang diberitakan media tersebut dari kejadian yang sama. Apakah kedua media tersebut memiliki informasi yang sama, atau berbeda.

Kemudian kita tarik kesimpulannya, dengan begitu kita mungkin akan belajar untuk menerima perbedaan pendapat. Karena bisa jadi ada pro kontra dalam satu kejadian, karena perbedaan pandangan dan kepentingan.

Dan ketika kita berdiskusi dan terjadi perbedaan pendapat dengan orang lain, kita akan condong bisa menghargainya dan menyadari bahwa pola pikir, latar belakang keluarga, agama, budaya, dan pendidikan itu sangat beraneka ragam. 

Karena informasi yang kita terima disosial media cenderung seimbang. Kecenderungan kita untuk menghomogenitaskan pendapat pun bisa dikesampingkan karena wawasan yang luas. 

Referensi bacaan :

Niedbala, Elizabeth. 3 Mei 2019. Ingredients for Conflict : Why We Get so Angry When People Disagree with Us. Diakses dari Spsp.org pada tanggal 16 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun