Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muriel Imron: Memaknai Hidup dengan Kata Cukup

22 Desember 2020   23:04 Diperbarui: 29 April 2021   08:54 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maurilla Sophianti Imron, atau akrab disapa Muriel Imron merupakan woman of the year bagi saya | Foto : Wolipop.detik.com

Kata "cukup" benar-benar jauh dari kamus saya. 

Dengan adanya quotes yang saya pelajari dari Muriel Imron untuk memahami kata cukup, saya pun berusaha menanamkannya dalam pikiran, karena saya sadar kata "cukup" tersebut akan sangat bermanfaat dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya bisa mengontrol pengeluaran, mengontrol pikiran, dan mengontrol konsumsi makanan.

Ketika saya tidak bisa mengontrol pengeluaran, saya tidak akan pernah tahu bagaimana nasib pengeluaran saya dimasa depan. 

Berbeda kalau saya bisa mengontrolnya, setidaknya saya akan memiliki simpanan atau bisa bertahan hidup dikala saya mengalami kesulitan perekonomian. Dalam mengontrol pikiran pun menghindari saya untuk berpikir negatif tentang orang lain yang bisa menimbulkan keributan. 

Nah, kalau mengontrol konsumsi makanan, tentu baik bagi kesehatan saya. Sebagai pecinta rasa manis, kalau saya tidak bisa mengontrolnya dengan baik, tidak menutup kemungkinan saya bisa terkena diabetes. Saya tidak ingin menghamburkan uang untuk hal-hal yang seharusnya bisa saya kontrol.

Setelah mengalami pasang surut dalam belajar menerima diri sendiri dan mengaplikasikan kata "cukup" dalam kehidupan sehari-hari, rasa sensitif saya berkurang jauh. 

Hal tersebut terjadi lantaran saya semakin tahu apa yang saya mau, dan semakin mengetahui kekurangan dan kelebihan diri. 

Jadi ketika orang mengatakan "Harus begini dong, begitu dong", saya tidak serta merta merasa diri tidak mampu, melainkan mempelajarinya. Andai tidak cocok dengan pribadi saya, saya tidak akan menjalankannya. Kalau cocok, barulah saya pelajari dan jalani.

Dari sana, kebahagiaan pun muncul dalam diri saya. Saya tidak lagi merasa didikte dengan standar hidup orang lain yang belum tentu cocok dengan karakter saya, tapi saya tidak menutup diri untuk mempelajari standar hidup orang lain, apabila memang bagus untuk masa depan.

Menyadari manfaat kata "cukup" dalam diri, kegembiraan muncul dalam hati saya karena tidak melewatkan konten Mbak Muriel tentang memaknai hidup dengan kata cukup.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun