Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalau Mau Ngobrol dengan Pembeli, Hindari Ngomongin Orang Lain

6 Juli 2020   11:47 Diperbarui: 6 Juli 2020   11:36 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi menggosipi pelanggan lain dengan pembeli | Foto Sergap.id

Etika berkomunikasi terhadap pembeli mulai saya pelajari kurang lebih 5-6 tahun yang lalu.

Diawali saya dulu sering menemani nenek ke dokter. Dokter tersebut sangat pintar dan baik, serta menyenangkan. Isi obrolannya tentang ngomongin pelanggan lain yang terkadang ada lucunya, aneh ataupun yang bersikap negatif lainnya.

Dulu saya demen banget yang namanya gosip. Jadi mendengarkan obrolan dokter tersebut  sangat menghibur bagi saya.

Ketika ada keluarga saya yang sakit, saya pun merekomendasikan dokter tersebut.

Sampai suatu hari, saya sempat kaget si dokter ngomongin salah satu saudara saya yang berobat dengannya. Omongannya agak kurang enak didengar. Walau saya tidak terlalu dekat dengan saudara saya, tapi rasanya risih juga mendengarkan ada orang yang ngomongin saudara sendiri.

Tidak berapa lama kemudian, ibu dan adik pun cerita kalau si dokter ada ngomongin saya, kurang lebihnya ia mengatakan kalau saya sangat keras kepala. Bukan ngomongin hal yang terlalu negatif sih, cuman ada perasaan tidak suka ketika tahu diri saya jadi bahan pembicaraan. 

Padahal kalau saya ngomongin orang lain segut banget. Hehe.

Dari sana, saya pun berhenti konsultasi ke dokter tersebut karena merasa malas saja, sudah bayar kok malah diomongin. Ternyata tindakan serupa juga dilakukan oleh seluruh keluarga saya terhadap dokter tersebut, kami enggan datang kembali ke sana karena tidak mau jadi bahan pembicaraan.

Belajar dari dokter tersebut, saya pun menghindari membicarakan pelanggan lainnya untuk menjadi bahan pembicaraan dengan pembeli. Hal ini menghindari pandangan negatif dari sang pembeli, seperti "kok dia ngomongin orang lain? Berarti saya pergi dari sini juga bakal diomongin dong?!".

Atau bisa juga ternyata si pembeli kenal dengan orang yang kita jadikan bahan obrolan, dan disampaikanlah omongan tersebut ke orang yang bersangkutan. Wahh, itu benar-benar seperti menembakkan pistol ke kepala sendiri.

Pandangan negatif seperti ini akan membuat usaha kita mati dengan sendirinya akibat cara kita ingin lebih "akrab" dan terlihat menyenangkan didepan pembeli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun