Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kepemimpinan Takhta untuk Rakyat

16 Januari 2020   22:59 Diperbarui: 16 Januari 2020   22:56 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Hamengkubuwono IX dengan Presiden Soekarno pada sebuah acara | Foto : Kraton Jogja (istimewa)

Beliau malah melakukan serangkaian taktik dan alasan agar Belanda berhenti mengganggu Indonesia, salah satunya ketika Presiden Soekarno dan petinggi lainnya diasingkan, beliau beserta saudaranya, Sri Paku Alam VIII,yang juga berkuasa sebagai Raja Jawa atas Nagari Pakualam, bersatu hati meletakkan jabatan, agar terlihat jelas bahwa para Raja Jawa ini sama sekali tidak tergiur kekuasaan dan sama sekali tidak mau diadu domba.

Dari sini terlihat bahwa Sri Sultan HB IX, walaupun menempuh pendidikan Barat sedari kecil, tapi beliau tidak serta merta mendukung Belanda melakukan penindasan terhadap Indonesia. Bahkan beliau kalau bisa membebaskan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. 

# Pribadi yang secara tulus menyayangi masyarakat dan negara

Rasa sayang beliau tidak pernah ditunjukkan dengan obralan kata "Demi rakyat Indonesia", kemudian diam-diam ngantongin pundi-pundi yang ditawarkan sejumlah pihak untuk berbelot. Sri Sultan HB IX menyayangi masyarakatnya dengan melindungi mereka dari penindasan yang berkepanjangan. 

Hal ini bisa dilihat, masa awal beliau ditunjuk sebagai Putera Mahkota yang diwajibkan untuk menandatangani sejumlah perjanjian dengan Belanda agar bisa naik takhta sebagai Sultan (hal ini dikarenakan adanya Kontrak 11 Desember 1749 yang ditandatangani oleh Pakubuwono II dengan Belanda, masa sebelum Kerajaan Mataram terbagi). Sultan HB IX mengadakan perundingan yang sangat lama sepanjang sejarah, yakni 4 bulan berturut-turut, dimana beliau bersikeras tidak mau menandatangani perjanjian yang isinya malah merugikan masyarakat. 

Kekeras-kepalaan beliau untuk tidak segera menandatangani perjanjian dengan Belanda  begitu saja menunjukkan bahwa beliau sangat sayang pada masyarakatnya. 

Kemudian pada masa pendudukan Jepang, agar masyarakat Yogya terhindar dari pemerasan hasil bumi yang wajib diserahkan pada tentara Jepang untuk bahan logistik perang, beliau merekayasa angka statistik jumlah penduduk dan hasil bumi yang dihasilkan oleh rakyat Yogya. Dengan begitu tentara Jepang tidak bisa memeras rakyatnya. 

Tidak berhenti disitu, karena hasil bumi tidak bisa diperas, maka rakyat Yogya diminta untuk ikut romusha (kerja paksa). Dan lagi-lagi Sultan HB IX melindungi rakyatnya dengan beralasan lebih baik membangun saluran dan pintu air, yang dikenal dengan Selokan Mataram, dengan begitu hasil bumi Yogya akan lebih banyak dan bisa menyumbangkan hasil bumi lebih banyak kepada tentara Jepang. 

Merasa itu ide brilian, Jepang pun setuju. Pembangunan Selokan Mataram mampu mencegah rakyat Yogya berpartisipasi dalam romusha, serta hasil panen mereka pun lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. 

Rasa sayang pada negara juga tidak beliau obral dengan kata "untuk Indonesia" diberagam kesempatan yang dipertontonkan depan umum. Tapi dengan tindakan tanpa kata, namun sangat membuat terharu.

Saat beberapa waktu setelah Indonesia merdeka, Belanda datang lagi, dan mulai menggempur Jakarta sebagai ibukota negara. Sultan HB IX segera menawarkan Yogyakarta sebagai ibukota (karena tidak mungkin sebuah negara diakui kalau ibukota saja hancur). Tawaran beliau disetujui, segera saja Sultan HB IX menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan oleh negara di Yogyakarta, termasuk gaji-gaji para pejabat dan pegawai negeri. Itu bukan memakai uang negara, karena saat itu kas negara masih belum ada, beliau menyumbangkan kas kerajaannya untuk Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun