Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mindset Modern yang Sesat

14 November 2019   13:21 Diperbarui: 15 November 2019   14:52 1924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mindset yang masih kolot di tengah arus yang semakin modern (Ilustrasi: www.peoplematters.in)

Akan tetapi ada bagusnya, saya sering melihat adegan suami memukul istri di luar negeri, dimana orang-orang hanya melihatnya saja, tanpa berani membantu. Coba kalau itu terjadi didepan mata orang Indonesia, wah, ditenteng itu pasti suaminya dan ditenangkan supaya tidak memukul istrinya lagi. 

Teringat juga, ketika saya berusia 10 tahun, adik saya saat itu tertabrak angkutan umum. Saking kagetnya, saya malah diam seperti batu. Warga setempat yang melihat kejadian tersebut langsung mengerumuni supir angkot yang ugal-ugalan, dan sebagian lainnya membantu saya membawa adik ke puskesmas terdekat. 

Saya tidak tahu nasib supir tersebut karena saking kagetnya. Kebetulan ada tukang becak, langganan ibu saya, mangkal di sana. Ia pun ikutan ke puskesmas, dan menalangi biaya pengobatan adik saya, karena saya tidak bawa uang. Setelah itu kami diantar pulang dengan selamat. 

Selain itu, asalkan kita sopan dan ramah, kalau kita menanyakan jalan kepada orang kita sendiri, pasti dijawab dengan sangat ramah dan antusias. Bahkan petunjuk jalan pun diberitahukan serinci mungkin, sampai kita paham maksud orang tersebut.

Dan masih banyak hal lainnya yang membuat negara kita sama unggulnya dengan negara lain dalam hal yang berbeda.

Dengan begitu kita tidak perlu lagi memiliki mindset orang terjajah bahwa bangsa lain lebih baik dari kita. Memang mereka lebih baik dari segi teknologi, pendidikan, dan sebagainya. 

Tapi kita sendiri juga memiliki banyak keunggulan. Kalau kita terus ingin menyamakan diri dengan negara luar, untuk apa dong kita merdeka, untuk apa dong nenek moyang kita berusaha mati-matian keluar dari belenggu penjajahan? 

Hanya supaya tidak dijajah secara fisik sajakah? 

Tentu bukan itu tujuan para pejuang dan pahlawan ingin memerdekakan bangsa ini. 

Kalau kita sering mengeluhkan keburukan bangsa Indonesia yang tidak modern dan sebagainya dibandingkan negara lain. Mari kita lihat lagi diri kita, sudahkah kita memperjuangkan kemodern-an bangsa kita sendiri? Sudahkan kita membuat bangsa kita maju? Apakah kita selama ini malah mendewakan negara luar lebih baik, dan malah mengecilkan keunggulan bangsa kita sendiri? 

Bila belum, dan masih mengecilkan bangsa kita sendiri, maka mindset kita lah yang masih kuno, dan kita sendiri lah yang membawa bangsa ini tidak semaju bangsa lain, karena mindset kita masih seperti orang terjajah. Dan termasuk saya sendiri, saya juga harus mengubah mindset modern bahwa "Sebagus-bagusnya negara orang, tetap lebih baik negara sendiri. Sebelis-belisnya orang sendiri, tidak lebih baik dari orang luar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun