Misal, ingin memiliki tas Marhen J, harganya satu jutaan ke atas untuk yang asli dan tiga ratusan untuk yang kualitas KW. Kumpulkan uang tersebut, cari kerja tambahan, namun ingat jangan sampai terfokus pada pekerjaan tambahan, sampai lupa pada pekerjaan utama. Karena bukan membantu kita menambah pendapatan, eh, malah kehilangan pekerjaan utama akibat lebih fokus pada pekerjaan tambahan.Â
Ketika kita melihat tas itu diberbagai media sosial, katakan pada diri kita dengan lantang, "suatu hari nanti saya pasti punya tas Marhen J!".
Jadi jangan dilamuni saja tasnya, atau dimaki-maki orang yang punya tas Marhen J karena merasa orang tersebut pamer. Semangati diri kita untuk mendapatkannya.Â
Hal tersebut akan membuat diri kita merasa bangga karena mendapatkan tas tersebut dari hasil jerih payah kita sendiri, tanpa harus memberikan masalah lain untuk diri kita sendiri, yakni hutang yang banyak atau memberikan beban untuk orangtua kita.Â
Kasihan orangtua dari pagi sampai malam bekerja, bahkan menahan diri tidak berbelanja untuk kebutuhan diri mereka sendiri, eh, kita malah foya-foya untuk memuaskan ego.
Â
Dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab di YouTube Channel, Catatan Najwa, Maudy Ayunda menyatakan bahwa ia benar-benar berusaha untuk bisa lulus ujian masuk ke Stanford ataupun Harvard.Â
Perlu waktu yang lama untuk bisa mengisi ujian masuknya. Bahkan rasa down pun juga dirasakan olehnya, deg-degan ragu akan diterima, dan sebagainya dialami oleh seorang Maudy Ayunda, yang kita anggap sebagai seorang wanita yang memang pintar dari orok.
Berdasarkan penuturan Maudy, ada netizen yang mengatakan bahwa ia bisa lulus ujian masuk tersebut dikarenakan profesinya sebagai artis. Tapi ada juga netizen lainnya yang malah merasa terpacu ingin meraih cita-cita dan prestasi seperti dirinya.
Nah, akan lebih baik bila mau berprestasi seperti Maudy Ayunda ini, contohlah para netizen yang malah jadi terpacu untuk belajar dengan baik, dan jangan sekedar menghafal pelajaran saja, tapi membuka wawasan dengan banyak membaca buku, menonton film ataupun berita yang berkualitas. Kalau tidak biasa, ya biasakan. Karena kesuksesan itu diawali dari kebiasaan yang disiplin dan latihan yang konsisten, bukan sekali kerja langsung sukses. Bahkan proses menuju kesuksesan selalu ada kesakitan dan kekecewaan.