Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudahnya Akses Kearogansian Masuk dalam Diri Kita

17 Juni 2019   13:08 Diperbarui: 17 Juni 2019   23:55 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Arogansi | Sumber : Kisahhikmah.com

"Bila kita ingin melihat karakter seseorang, maka berilah ia kekuasaan,"- Abraham Licoln -

Jangankan kekuasaan, terkadang saat seseorang merasa lebih baik dari orang lain, sikap arogansi pasti sudah muncul ke permukaan karakter orang tersebut.

Pernahkah Anda melihat seorang atasan  yang memarahi bawahannya didepan banyak orang karena ketidakbecusan bawahannya dalam mengerjakan pekerjaan?

Pernahkah Anda melihat influencer yang memposting pertanyaan followersnya melalui dm Instagram? Seperti, "Kak, kalau olahraga sambil pakai korset itu benar bisa meluruhkan lemak tidak sih?", pertanyaan tersebut merupakan bukti bahwa followernya mau mengupgrade pengetahuannya, agar tidak termakan mitos ataupun bujukan marketing, yang terkadang membuat orang terlena. Kemudian, influencer tersebut menjawab dengan emoticon tertawa ngakak "mana bisa, yang ada membuat sesak nafas". Jawaban tersebut mungkin betul, tapi ada indikasi arogansi pada postingan tersebut, dimana pertanyaan followernya itu seperti pertanyaan orang bodoh. Padahal di YouTube Channelnya, influencer tersebut selalu bilang dm saja bila ada yang mau ditanyakan.

Pernahkah juga melihat seorang anak yang sudah lulus sarjana membentak orangtuanya yang tidak bergelar sarjana? Padahal anaknya bisa lulus sarjana, karena hasil keringat orang tuanya yang tidak bergelar sarjana.

Atau ada juga seorang Professor yang sering muncul di stasiun TV, gemar mengatakan orang lain dungu ataupun bodoh, apabila tidak bisa menyatakan pendapat sesuai dengan kaidah teori literatur?

Manusia mudah sekali diakses oleh sifat arogansi ketika melihat bahwa disekelilingnya itu berada dibawah levelnya, termasuk saya sendiri sering terjebak dalam sikap arogansi ketika keadaan lingkungan saya sangat mendukung saya bersikap seperti itu.

Ketika sikap arogansi muncul dalam diri kita baik sengaja ataupun tidak sengaja, kita menjadi mudah menghakimi orang lain, dan pada akhirnya membentuk kepribadian kita menjadi orang yang menutup diri pada pengetahuan baru karena menganggap diri sudah baik, mudah mencela orang lain, tidak bisa mengintropeksi diri sendiri, bahkan menjadi pribadi yang sangat egois. Yang lebih parah ketika kita menjadi orang yang kurang berempati terhadap orang lain, dan mudah tergelincir ke bawah akibat kearogansian pada diri kita.

Bagus kalau kita selalu berada diatas angin, kalau tiba-tiba suatu hari jatuh terpuruk dibawah orang yang kita rendahkan, bagaimana? Hal ini tentu akan memalukan sekali bagi kita, dan tidak menutup kemungkinan orang yang pernah kita rendahkan atau orang lainnya akan melakukan perbuatan yang sama seperti saat kita merendahkan orang lain sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun