Mohon tunggu...
Ratnah Juwita
Ratnah Juwita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dalam Publikasi Ilmiah, Indonesia Masih Kalah dengan Malaysia

9 Juni 2017   22:01 Diperbarui: 9 Juni 2017   22:05 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini saya akan sedikit mengangkat masalah mengenai minat orang Indonesia dalam menulis karya ilmiah sangat kurang jika kita membandingkan dengan negara-negara tetangga seperti malaysia. Publikasi ilmiah dalam jurnal bereputasi internasional berperan sebagai media aktualisasi diri para akademisi dan peneliti dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara internasional. jumlah publikasi internasional juga berperan meningkatkan harga diri suatu negara dalam bentuk diplomasi mutu pendidikan dan ilmu pengetahuan. Negara-negara yang memiliki mutu pendidikan dan iptek yang bagus cenderung memiliki jumlah publikasi internasional yang tinggi. Situs olahan pemeringkatan publikasi ilmiah SCImago Lab. (www.scimagojr.com ) melaporkan jumlah publikasi ilmiah dari tahun 1996-2013 berdasarkan data dari SCOPUS. Portal tersebut memeringkat hasil publikasi 239 negara. Dari portal SCImago diketahui jika Indonesia berada pada urutan ke-61 dengan jumlah publikasi sebanyak 25.481. Indonesia kalah jauh dari negara tetangga ASEAN seperti Malaysia yang menempati urutan ke-37 dengan jumlah publikasi karya ilmiah 125.084, Singapura yang berada di peringkat ke-32 dengan jumlah publikasi 171.037, dan Thailand pada peringkat ke-43 dengan jumlah publikasi 95.690.

Negara ASEAN yang di bawah Indonesia adalah Vietnam dengan peringkat 66 yang memiliki jumlah publikasi sebanyak 20.460. Dari situs SCImago tersebut juga bisa dilihat tiga negara paling produktif menerbitkan karya-karya ilmiah, yaitu untuk peringat ke-1 diduduki oleh Amerika Serikat dengan jumlah publikasi karya ilmiah 7.846.972, peringkat ke-2 adalah Tiongkok (China) dengan jumlah publikasi3.129.719, danperingkatke-3yakni Inggris dengan jumlah publikasi 2.141.375.

Kenapa hal ini bisa terjadi karena mereka belum bisa sepenuhnya mencurahkan pikiran dan tenaga untuk mengurusi publikasi ilmiah sehingga produktivitas karya ilmiahnya rendah serta kemampuan bahasa Inggris yang masih kurang . Kualitas bahasa Inggris yang baik menjadi faktor penting untuk menentukan apakah sebuah karya tulis layak untuk diterbitkan atau tidak. Tuntutan kemampuan bahasa Inggris yang berkualitas masih menjadi kendala bagi sebagian besar para akademisi atau peneliti Indonesia. Hal ini perlu di renungkan oleh kita semua bahwa kita harus berusaha memicu semangat kita agar mampu bersaing dengan negara-negara lain, lewat penelitian dan riset kita tentu akan mampu tampil unggul di hadapan negara- negara lain..

Referensi: Koran SINDO

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun