Mohon tunggu...
ana nihayatulqushwa
ana nihayatulqushwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - nana

human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Sarana dan Prasarana dengan Pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah, Madrasah, dan Pesantren

19 Juni 2021   15:28 Diperbarui: 19 Juni 2021   15:41 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manajemen berbasis sekolah, madrasah dan pesantren merupakan istilah khas dalam ilmu manajemen pendidikan di Indonesia. Ketiga istilah tersebut merupakan permasalahan actual yang hangat dibicarakan oleh aktivis dalam bidang pendidikan, baik itu guru, orang tua, kepala sekolah, stakeholders, pakar pendidikan dan lain-lain.

Manajemen berbasis sekolah lahir dengan beberapa nama yang berbeda, termasuk tata kelola berbasis sekolah, manajemen mandiri sekolah, juga dikenal sebagai manajemen situs sekolah atau manajemen berbasis sekolah. Istilah-istilah tersebut mengandung pengertian yang sedikit berbeda, namun istilah-istilah tersebut memiliki landasan yang sama, yaitu sekolah memiliki otonomi dalam melaksanakan pengelolaan sekolah. 

Manajemen berbasis sekolah adalah model manajemen sekolah yang memungkinkan sekolah memiliki otonomi yang cukup besar dalam mendorong pengambilan keputusan, dan memungkinkan semua warga sekolah, seperti guru, siswa, kepala sekolah, staf sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi secara langsung, dalam suatu upaya peningkatan Kebijakan mutu sekolah. Pendidikan Nasional.

Pada saat yang sama, Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam "tradisional" di Indonesia, tempat belajar Islam dan menggunakannya sebagai pedoman kehidupan sehari-hari. Pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang memiliki ciri khas tersendiri yang tentunya berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya dalam hal sistem pendidikan dan pengajaran agama. 

Pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis masyarakat dengan nilai-nilai yang melekat pada pendidikan Islam di Indonesia. Abdul Halim Subahar mengungkapkan bahwa pesantren dalam sistem tersebut memiliki lima komponen, yaitu: kyai dan sanri. Masjid, gubuk dan kitab kuning (klasik). Selain itu, pendidikan yang diterapkan petani ditandai dengan menanamkan ketaatan santri kepada kyai, hidup hemat dan sederhana, kemandirian, tolong menolong dan persaudaraan, serta nilai-nilai disiplin.

Setiap aktivitas sehari-hari yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama perlu dikelola. Manajemen adalah proses bekerja dengan menggunakan sumberdaya organisasi baik sumber daya manusia ataupun yang lainnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyususunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan kontrol (conrolling).

Misalnya, secara etimologis, prasarana adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan; lokasi/lokasi, gedung sekolah, lapangan olah raga, uang, dll. Misalnya sarana berarti alat-alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan; ruangan, buku, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain.

Mulyasa (2003), sarana pendidikan adalah alat dan perlengkapan yang secara langsung menggunakan dan mendukung proses pendidikan, khususnya proses pengajaran, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, alat dan media pengajaran.

Barnawi (2012) berpendapat bahwa fasilitas pendidikan adalah semua perlengkapan dasar yang secara tidak langsung mendukung terselenggaranya proses pendidikan sekolah. Sarana dan prasarana adalah benda bergerak atau tidak bergerak, atau benda yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan (Rohiat 2006). Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan merupakan satu kesatuan yang mendukung terlaksananya proses belajar mengajar secara tepat dan optimal.

Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pengaturan yang bertujuan untuk mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk proses pendidikan sekolah. 

Barnawi menjelaskan dalam Eca Gesang Mentari bahwa pengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pembelian dan penggunaan komponen yang secara langsung atau tidak langsung melaksanakan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa untuk proses pembelajaran, sekolah perlu memanfaatkan dan mengelola fasilitas sekolah dan pasar yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun