Mohon tunggu...
tulang kambing
tulang kambing Mohon Tunggu... Pustakawan - hanya suka nulis

black

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Carilah di Mesin Pencari

16 Mei 2021   09:30 Diperbarui: 16 Mei 2021   10:22 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Baru-baru ini saya bergabung di sebuah forum komunitas internasional dimana kita diharuskan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Cuma tetep lah, pasti ada terminologi-terminologi khusus atau lokal yang dipergunakan. Lokal dan khusus di sini seperti misalnya lokal secara daerah, negara ataupun disiplin ilmu, dan lain sebagainya. Maklum, kadang kita suka susah mencari padanannya dalam Bahasa Inggris. Atau juga karena keasyikan ngobrol sama rekan senegara, sedaerah ataupun sesama lulusan biologi, misalnya. Jadi ngga sadar bahwa kata-kata yang dipake ngga dimengerti sobat ngobrol lainnya.

Nah, fase berikutnya yang rada ngeselin. Terutama datang dari sobat ngobrol Indonesia dan Asia lainnya. Yaitu pertanyaan, "wdym" alias "maksudnya apa ya?" Biasanya saya jawab dengan, "Carilah di mesin pencari a.k.a internet" alias tanya dulu di mbah palugada (apa loe mau gue ada). Kalo belum jelas juga baru tanya di mari. Kenapa saya begitu? Karena pertama, saya melihat kecenderungan orang Indonesia nanya mulu padahal bisa cari jawabannya sendiri. Kedua, di forum internasional perbedaan terminologi seperti ini ngga terelakkan dan kita harus smart dalam mencari solusinya. Ketiga, janganlah sampai kita terlihat bodoh dengan pertanyaan yang kita lontarkan. Keempat, kita harus belajar mandiri. dst, dst.

Banyak tantangannya ketika saya melakukan teguran ini "Kalo saya harus cari di internet, ngapain saya nanya kamu?!" Lalu saya di-unfriend. Saya pun masa bodo. Tapi lambat laun merekapun merasakan manfaatnya dan melakukannya. 

Tapi terus terang saya gagal menerapkan ini di luar forum internasional. Seperti misalnya di kalangan teman sendiri. Yah, bisa ditebak, karena mereka ngga terbiasa untuk ngga tau sesuatu. Ataupun kalo nanya teman, pasti dijawab. Bisa juga karena jarang atau ngga pernah ngeriung di skup yang lebih luas jadi terminologi yang mereka dengar masih dalam radar aman. Padahal bayangkan, kalau mereka di masa depan (well, mana tau) dapet beasiswa ke luar negri atau dapet jodoh bule, etc. Kan itu akan mengharuskan mereka keluar dari zona nyaman. Asal tau aja, di Eropa pertanyaan 'bodoh' atau obvious akan dapat dua reaksi: dicuekin atau dihujat saking obvious-nya. "Obvious apa sih?" Tanya internet!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun