Mohon tunggu...
Namira DiandraSabina
Namira DiandraSabina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ekw58

Mahasiswa SV IPB 58

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Pandemi

30 Juli 2021   11:44 Diperbarui: 30 Juli 2021   12:37 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus. Virus Covid-19 di temukan pertama kali di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Pandemi ini sudah berada di Indonesia selama 1,5 tahun lamanya. Wabah ini banyak mempengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat. Salah satu yang terdampak yaitu sektor pendidikan. Termasuk di dalamnya jenjang pendidikan anak usia dini. Pandemi yang terjadi saat ini membuat  pemerintah menetapkan kebijakan dan mengharuskan seluruh jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan sistem daring/online dan luring/offline.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan yang paling dasar. Anak pada tahap ini sedang mengalami tahap-tahap perkembangan yang sangat pesat. Anak akan belajar dengan cara bersosialisasi, bermain, dan berkomunikasi. Situasi pembelajaran akan sangat berbeda pada masa pandemi dengan tatap muka langsung. Perbedaan yang paling mendasar akan nampak pada cara belajar, pola interaksi, dan peran orang tua serta guru.

Aktivitas pembalajaran yang dilakukan pada masa pandemi menggunakan metode daring dan juga luring. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran antara guru dan peserta didik dengan hanya menggunakan jaringan internet. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat handphone atau laptop yang terhubung dengan jaringan internet secara online. Sedangkan Luring aktivitas pembelajaran yang tidak memanfaatkan jaringan internet/offline. Metode luring dapat dilakukan melalui televisi, radio, buku dan lainnya. Namun demikian, baik metode daring maupun luring keduanya memanfaatkan penerapan prinsip teknologi informasi dalam pembelajaran.

Metode daring maupun luring tentunya sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka langsung. Pembelajaran tatap muka langsung untuk anak usia dini memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya seperti guru maupun peserta didik bisa secara langsung melakukan interaksi serta komunikasi. Guru lebih mudah mengontrol peserta didik  pada saat pembelajaran berlangsung. Perkembangan sikap dan perilaku didapatkan peserta didik melalui pembiasaan dalam aktivitas keseharian. Namun melihat situasi saat ini metode tatap muka langsung masih belum memungkinkan untuk dilaksanakan.

Tak hanya sistem pembelajaran yang berubah namun pola interaksi pada peserta didik dengan guru serta teman sebayanya pun ikut terpengaruh. Sebelum adanya pandemi, interaksi yang dilakukan tentu saja secara langsung atau bertatap muka. Tetapi situasi ini membuat pola interaksi antara guru, peserta didik dan juga para orang tua bergeser dari interaksi secara langsung menjadi interaksi melalui media bantu. Dengan adanya keberadaan teknologi yang semakin canggih tentu saja membuat pembelajaran jarak jauh ini semakin mudah.

Penggunaan media bantu seperti aplikasi Zoom, Whatsapp dan Google meet dan lainnya tidak serta merta mampu dilakukan oleh orang tua, guru dan anak. Hal ini menjadi salah satu kendala yang ditemukan dalam aktivitas pembelajaran daring. Beberapa upaya dilakukan lembaga pendidikan anak usia dini dengan melakukan edukasi dan pelatihan bagi orang tua dan guru tentang pemanfaatan IT dan aplikasi sederhana dalam upaya memperlancar proses pembelajaran tersebut.

Keterbatasan media dan alat belajar di rumah juga menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua dalam rangka memberikan aktivitas belajar yang terbaik. Sulitnya mencari alat dan media yang cocok dan pas dalam kegiatan terkadang membuat orang tua kebingungan. Oleh karena itu dibutuhkan kreativitas orang tua dan guru untuk mendesain kegiatan yang media serta alatnya dapat dengan mudah ditemukan di rumah. Sendok, piring, gelas, bumbu dapur, alat memasak kerap menjadi media bantu yang sering digunakan untuk dapat menstimuli berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini. Beberapa lembaga juga menyiapkan media dan alat bantu yang dikirim ke rumah orang tua untuk mendukung kegiatan pembelajaran di masa pandemi ini.

Kesadaran untuk memberikan yang terbaik pada putra putri dan siswa menempatkan peran penting dari orang tua dan guru bagi anak dan peserta didik. Kerjasama, jalinan komunikasi efektif, dan saling dukung menjadi hal penting bagi keduanya. Kreativitas guru dalam menyiapkan pembelajaran yang menarik harus didukung dengan kesediaan orang tua dalam mendampingi putra putrinya di rumah. Video tutorial pembelajaran dibuat guru dengan semenarik mungkin agar siswa tertarik. Terkadang untuk mendukung hal ini, guru diharapkan menjadi artis serba bisa bagi peserta didik. Misalnya menjadi penyanyi, pendongeng, instruktur senam dan sebagainya. Menjadi artis serba bisa juga menjadi usaha orang tua di rumah, agar terdapat sinkronisasi antara sekolah dan rumah dalam mendukung kegiatan belajar di masa pandemi Covid-19. Pembatasan penggunaan gadget juga menjadi perhatian guru dan orang tua di rumah. Perlu keseimbangan antara aktivitas daring dan luring. Hal ini juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan orang tua dan guru dalam menjalankan perannya.

Paparan singkat ini menggambarkan potret dan dinamika pembelajaran pada pendidikan anak usia dini di masa pandemi covid-19. Dibutuhkan kerjasama dan kesadaran orang tua dan guru dalam rangka memberikan yang terbaik bagi anak dan peserta didik. Semoga pandemi dapat segera berakhir, dan anak usia dini dapat kembali menemukan keceriaan dan kegembiraan di sekolah, belajar secara langsung dari lingkungan terbaik melalui pembiasaan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun