Mohon tunggu...
Namira Aminatuzahra
Namira Aminatuzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030040)

Beginner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik Rifaiyah, "Hidden Treasure" di Kabupaten Batang

10 Maret 2021   20:01 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:01 1810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir dari postingan Batang Heritage, hingga saat ini diketahui terdapat 24 motif Batik Rifaiyah. Di antaranya adalah pelo ati, kotak kitir, banji, sigar kupat, lancur, tambal, kawung ndog, kawung jenggot, dlorong, materos satrio, ila ili, gemblong sairis, dapel, nyah pratin, romo gendong, jeruk no’i, keongan, krokotan, liris, klasem, kluwungan, jamblang, gendaghan dan wagean. Kain batik dengan motif-motif inilah yang menjadi busana bagi kaum Rifaiyah, dikenakan sebagai jarik bagi kaum perempuan dan sarung bagi kaum laki-laki.

Di balik motif-motif batik ini, mengandung makna spiritualitas yang melekat kental di dalamnya. Misalnya, corak pelo ati menggambarkan ajaran sufisme (tasawuf) bahwa hati menggambarkan sifat-sifat terpuji,. Motif ini bergambar ayam merak yang kepalanya terpancung dan hati dalam badannya, sedangkan di luarnya terdapat gambar pelo (ampela). 

Terdapat delapan sifat manusia yang tercantum dalam kitab Tarajumah. Yakni: zuhud (tidak mementingkan duniawi), qana’at (merasa cukup atas karunia-Nya), sabar, tawakal, mujahadah (bersungguh-sungguh), ridha (rela), syukur dan ikhlas. Delapan  sifat ini mengandung makna kahauf (takut), mahabbah (rasa cinta), dan makrifat (perenungan kepada Allah). 

Sedangkan, ampela menggambarkan tempatnya kotoran, yaitu sifat-sifat buruk manusia sebagaimana yang tertuang dalam kitab Tarajumah, yaitu hubbub al-dunya (mencintai dunia yang disangka mulia, namun di akhirat sia-sia), thama’(rakus), itba’ al-hawa (mengikuti hawa nafsu), ‘ujub (suka mengagumi diri sendiri), riya (suka pamer), takabur (sombong), hasad (dengki), dan sumah (suka membicarakan amal kebajikannya pada orang lain). Dan semua sifat tercela dan kotor ini harus dibuang jauh-jauh, salah satu caranya dengan mengenakan kain bermotif pelo ati. Berikut ilustrasi motif batik pelo ati:

https://sanggarbatikkalipucangwetan.wordpress.com/
https://sanggarbatikkalipucangwetan.wordpress.com/
 

Ciri Khas Batik Rifaiyah

Dilansir dari situs Mbatang.com, salah satu ciri yang nampak dari batik ini adalah pada kainnya tergambar dua sisi atau orang awam biasanya menyebut “bolak-balik”. Hanya diperbolehkan menggunakan dua warna, disebut dengan bangbiron atau abang artinya merah dan biron berarti biru dan maksimal tiga warna atau disebut Batik Tiga Negeri. Batik Rifaiyah ini tidak dijiplak, tetapi dikerjakan secara freehand dan langsung membuat pola pada kainnya, prosesnya pun cukup lama. Sehingga membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang tinggi.

Batik Rifaiyah juga menyiratkan adanya kekuatan ekspresi yang sifatnya personal. Sebagai ekspresi komunal, jelas bila batik ini hanya dikerjakan oleh komunitas kaum Rifaiyah saja. Oleh karena itu, sentuhan ‘kebebasan’ ekspresi personal juga menyebabkan batik yang dikerjakan oleh satu pembatik Rifaiyah dengan lainnya bisa terdapat perbedaan pada ‘lagam’nya ataupun pada ‘cengkok’nya.

Eksistensi Batik Rifaiyah

Menurut penuturan Miftahutin (ketua paguyuban Batik Rifaiyah Kalipucang Wetan, Batang), meski terdapat ancaman penurunan peminat perajin, karya batik ini mampu menembus pasar internasional. Batik Rifaiyah memiliki peminat yang cukup tinggi di negara Singapura, Laos dan Jepang. Sedangkan, pada kenyataannya di Indonesia sendiri masih banyak orang yang belum mengetahui tentang Batik Rifaiyah. Di saat bersamaan, muncul kekhawatiran akan lenyapnya eksistensi Batik Rifaiyah di masa mendatang. Dari 134 pembatik yang ada sekarang, hanya tersisa 10 pembatik yang berusia di bawah 20 tahun. Oleh karena itu, dukungan pemerintah sangat diperlukan begitu juga kesadaran dari masyarakat akan kelestarian warisan budaya ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun