Mohon tunggu...
Nayla I. Hisbiyah
Nayla I. Hisbiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🎓 2021. Dalam pengabdian.

🍁 Worship | Work | Word | Worth | World 🦩 Menulis yang terbaik dari apa yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa || Freelancer || Tentang Pesantren.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menulis Itu Ibadah, Coba Sekarang

21 September 2021   22:24 Diperbarui: 10 Oktober 2021   06:51 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyusun sebuah karya ilmiah memang bukan perkara mudah. Tidak hanya mengubah ide yang masih berupa sinyal listrik dalam otak. Kemudian diubah menjadi goresan tinta di atas kertas, melainkan benar-benar perlu adanya kompetensi dari mpu penulis, niat yang baik karena Allah SWT., dan adab yang dijaga saat penulisan berlangsung. Sehingga, karya ilmiah yang dihasilkan bukan hanya nyaman dibaca, melainkan bernilai ibadah.

Abu Hamid Muhammad al Ghazali, atau yang dikenal dengan Imam Ghazali dengan sabar menunggu seekor lalat yang sedang minum di bak tinta beliau hingga kenyang. Belas kasih beliau terhadap seekor lalat melebihi rasa ingin cepat menyelesaikan karya ilmiahnya. Sehingga, jadilah monumental Kitab Ihya' Ulumuddin yang beliau tulis.

Ibnu Ajurumi, beliau rela menghanyutkan naskah tulisannya demi menguji layak tidaknya kitab tersebut dipelajari di masa mendatang sebelum menerbitkannya berupa kitab. Ketika kitab tersebut tidak rusak, maka Allah SWT. benar-benar mengizinkan dan meridai karya tersebut. Jadilah kitab nahwu populer al Ajurumiyah yang dipelajari hingga kini. Betapa benar-benar menguji kesabaran.

Masih banyak lagi, seperti seorang ulama yang rela menghujan-hujankan naskahnya demi menguji keikhlasan. Jika luntur, maka ada setitik kepamrihan dalam hati dan tidak layak dipelajari. Sebaliknya, jika utuh tak luntur, maka beliau melanjutkan penerbitannya.

Memang, ulama terdahulu tidak hanya mengandalkan kompetensi saja, melainkan ada riyadah atau tirakat yang selalu dijaga, seperti menjaga wudu', terjaga beribadah di malam hari dan berberpuasa di siang hari. Tak lupa, beliau pun menjaga perilaku terhadap sesama makhluk.

Benar kata-kata mutiara yang mengatakan, 

"Menulislah, maka kamu akan tetap hidup."

Sejarah memang tidak pernah melupakan penulis dan tulisannya. Namun, dengan adanya niat yang baik ikhlas karena Allah SWT. maka bukan hanya sejarah yang mencatat, bahkan pahala pun tercatat untuk penulisnya. Hingga mengalir terus kepada penulis selama tulisan tersebut memberikan manfaat.

Niat memang begitu penting. Pembeda antara ibadah dan amal biasa. Serta yang paling penting, hanya niat baik lah yang paling mudah diteladani dari tokoh-tokoh cendekiawan muslim yang telah disebutkan. 

K.H. Bisri Musthofa, ayah dari K.H. Musthofa Bisri, Ulama cendekia sekaligus seniman nasional, mengatakan kurang lebih intinya demikian,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun