Mohon tunggu...
Nami Otrapus
Nami Otrapus Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Menulis dan Membaca

Pegiat Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Belajar "Sport Ethics" dari Olahraga

20 Agustus 2021   15:57 Diperbarui: 20 Agustus 2021   16:17 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga memberi pelajaran kepada kita tentang "Sport Ethics"  ( Sumber Foto : Pixabay )

Masih ingatkah gaya main pebulutangkis ganda putri China Chen Qingchen dan Jia Yifan? Itu lho yang dikalahkan  pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu saat perebutan medali emas Olimpiade 2020.

Ganda putri China itu diadukan ke BWF oleh Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan. Asosiasi ini mengirim laporan ke Federasi Badminton Dunia (BWF) seiring perilaku ganda putri China tersebut di lapangan selama Olimpiade 2020 di Tokyo. Pasangan nomor dua dunia tersebut, terutama Chen Qingchen, pada laga terakhir Grup D saat melawan pasangan nomor lima dunia asal Korsel, Kim So-yeong/Kong Hee-yong, kerap mengumpat, " Wo Cao...."

Umpatan Chen melanggar kode etik BWF. Sebab "Wo Cao" berkonotasi jelek. Kalau lebih luas lagi, mencederai apa yang disebut "Sport Ethics", di mana kode etik merupakan bagian konkret dari sport ethics dimaksud.

Apa itu "sport ethics"?

Andrea Borghini menyatakan "Sport Ethics" adalah cabang filsafat olahraga yang membahas etika secara spesifik yang muncul selama dan di sekitar kompetisi olahraga. "Etika ini menjadi  titik terpenting yang menghubungkan filsafat dan masyarakat pada umumnya," kata Borghini, seorang profesor filsafat di Universitas Milan, Italia, dalam laman thoughtco.com.

Sementara dalam sebuah webinar belum lama ini, Pengkaji Etika Toto TIS Suparto menjelaskan  para etikawan yang fokus pada sport ethics memetakan terdapat tujuh etika utama dari aktivitas olahraga yaitu; (a) sportivitas; (b) kecurangan; (c) peningkatan kinerja; (d) olahraga yang berbahaya dan penuh kekerasan; (e) gender  dan ras; (f) penggemar dan penonton; (g) olahraga disabilitas; dan (h) estetika olahraga.

Ada dua kutub etika yang kerap muncul di arena, lanjut Toto TIS Suparto, yakni sportivitas dan kecurangan. Sportivitas merupakan pilar etika olahraga.  Sportivitas adalah kebajikan olahraga yang paling penting. Ini juga dianggap penting bagi kehidupan dan budaya di luar olahraga.

Hal ini ditegaskan oleh Deborah Agnew, dosen di School of Education di Flinders University di Australia Selatan, bahwa etika selama kompetisi olahraga akan menular kepada kehidupan di luar atau masyarakat.

Deborah menambahkan  bahwa salah satu perilaku yang paling tidak sportif adalah "berbicara sampah" (komentar negatif yang mengejek yang ditujukan kepada lawan) karena sportivitas adalah tentang permainan yang adil dan melakukan perilaku seseorang dengan cara yang dianggap dalam batas yang dapat diterima semangat permainan.

Standard Sprotivitas

Apakah standard sportivitas pada olahraga rekreasi ( hobi ) sama dengan sportivitas pada olahraga profesional ( olahraga yang telah dikomodifikasi)?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun