Mohon tunggu...
Wulan Perawati
Wulan Perawati Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer Teacher Writer Entrepreneur

Menulis sebagai cara menuangkan isi hati dan pikiran. Menulis sebagai cara bijak mencipta jejak kebaikan yang tak kan mudah terhapuskan. Semoga memberi kebermanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Hadapi PAS, Yuk Intip Cara Bijak Menyikapinya

5 Juni 2021   22:35 Diperbarui: 6 Juni 2021   08:19 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekan-pekan ini hampir seluruh sekolah  _khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD)_  di Tanah Air sedang disibukkan dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS). Kegiatan ini merupakan instrumen evaluasi yang digunakan sekolah untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Namun, banyak kalangan yang salah mempersepsikan fungsi dari ujian itu sendiri. Sebagian orang, khususnya orangtua siswa kadang lebih fokus pada besaran nilai yang dihasilkan anaknya setelah ujian.

Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Termasuk dalam hal belajar, orangtua terkadang menyimpan harapan anaknya dapat menguasai pembelajaran dengan baik  dan mendapatkan hasil sempurna saat ujian. Akibatnya, ketika harapan-harapan itu tidak dapat dipenuhi oleh anak, menimbulkan emosi negatif yang tertuang dalam tindakan kekerasan, baik verbal maupun fisik.

Contohnya saja, Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA)telah menghimpun data dari tanggal 1 Januari 2020 sampai 23 September 2020 yang menunjukkan bahwa Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA) di Indonesia sebanyak 5.697 kasus dengan 6.315 korban. Kasus-kasus kekerasan tersebut salah satu penyebabnya adalah akibat kekesalan orangtua saat mendampingi anaknya belajar secara daring.

Selain itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring seolah menjadikan budaya belajar anak berubah. Mulai dari cara menerima materi/ tatap muka dengan guru juga dalam hal penugasan. Hari-hari ini orangtua seakan mengambil alih tugas anak dalam kegiatan pembelajarannya. Dikutip dari  Antaranews.com ada orangtua yang secara terang-terangan mengerjakan tugas sekolah dan soal-soal ujian milik anaknya.

Rasa kesal dan tidak puas atas hasil belajar anak wajar saja dialami orangtua. Namun orangtua tidak semestinya menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk bertindak kasar dan mengecilkan usaha dan kemampuan anak. Orangtua perlu bijak dalam menyikapi emosi-emosi negatif yang mungkin timbul saat mendampingi anak belajar daring terutama dimasa-masa PAS seperti saat ini. Terlebih jika menilik beberapa fenomena pembelajaran daring selama ini, penanaman sikap jujur dan mandiri seakan menjadi sesuatu yang mahal dan jarang ditemui.

Lalu, bagaimana sikap orangtua saat mendampingi anak saat ujian? Yuk, lakukan langkah-langkah di bawah ini.

Serius tapi Santai

Rasa cemas mungkin akan dirasakan baik oleh orangtua maupun anak saat menghadapi ujian. Dalam hal ini, penting bagi orangtua untuk dapat bersikap tenang dan biasa agar anak tidak tegang saat menghadapi ujian. Jadikan kegiatan belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan. Karena berdasarkan penelitian, anak akan lebih cepat mengerti ketika  belajar dalam suasana yang tenang dan menyenangkan. Misalnya, selingi kegiatan belajar dengan permainan-permainan kecil, bercanda, tanya jawab yang santai, dll.

Selain itu, tetap prioritaskan untuk memberikan hak tubuh dan jiwanya, seperti tidur yang cukup, makanan yang cukup dan bergizi, serta lingkungan yang nyaman. Jika tubuh, hati dan pikirannya sehat, maka anak akan lebih siap menghadapi kegiatan ujian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun