Museum Nasional Indonesia, yang lebih dikenal dengan Museum Gajah merupakan salah satu lembaga budaya terpenting di Indonesia. Dengan koleksi yang melimpah, museum ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah yang mencerminkan kebudayaan dan sejarah bangsa. Namun di antara 194.000 artefak yang ada di museum tersebut, beberapa diantaranya sering terlupakan oleh pengunjung. Pada artikel ini, akan memperkenalkan dan menjelaskan beberapa peninggalan sejarah yang kurang dikenal namun memiliki sejarah menarik dan makna penting di dalamnya.Â
1. Padrao
Salah satu peninggalan sejarah yang sering terlupakan adalah Padrao, sebuah batu andesit yang berisi peringatan perjanjian antara Portugis dengan kerajaan sunda. Batu ini dibuat pada tanggal 21 Agustus 1522. Berdasarkan penjelasan dari museumnasional.or.id isi dari perjanjian tersebut ialah: Portugis diizinkan mendirikan kantor dagang berupa sebuah benteng di wilayah Kalapa dan di tempat tersebut didirikan batu peringatan (padrao) dalam bahasa Portugis. Kerajaan sunda menyetujui perjanjian tersebut, selain karena perdagangan, juga untuk mendapatkan bantuan dari Portugis dalam menghadapi kerajaan Demak. Namun perjanjian tersebut tidak terlaksana karena pada tahun 1527 Fatahillah telah berhasil mengusai kerajaan Sunda Kalapa. Batu Andesit ini berhasil ditemukan di jalan Cengkeh, Jakarta yang dahulu bernama Prinsen Straat.
2. Raffles Statue
Raffles statue atau patung Raffles merupakan patung miliki Sir Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Inggris di Jawa (1811-1816) yang dikenal sebagai pendiri Singapura. Raffles dikenal sebagai penulis buku terkenal "The History of Java". Patung ini juga sebagai salah satu peninggalan sejarah yang sering terlupakan. Meskipun Raffles memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia, masyarakat tidak menyadari bahwa patung ini menyimpan sejarah tentang masa penjajahan Inggris di Indonesia. Raffles adalah sosok kontroversial dalam sejarah Indonesia, ia dikenal sebagai reformis yang memperkenalkan kebijakan baru namun juga terlibat dalam praktik kolonial yang merugikan masyarakat pribumi. Kebijakan-kebijakan baru yang dimaksud seperti:Â
- Pembagian wilayah jawa menjadi 16 karesidenan sehingga memudahkan penguasaan wilayah
- Pembentukan sistem peradilan baru
- Larangan perbudakan
- Berdirinya kebun raya di Bogor
3. Koleksi Numismatik
Koleksi numismatik di Museum Nasional Indonesia juga sering kali tidak diperhatikan. Koleksi ini mencakup berbagai jenis mata uang dari berbagai periode sejarah, termasuk mata uang kuno dari kerajaan-kerajaan di Nusantara. Jenis mata uang yang digunakan, yaitu uang prakolonial dan uang kolonial. Dengan mempelajari koleksi ini dapat meningkatkan pemahaman tentang perkembangan ekonomi dan perdagangan di Indonesia pada masa yang berbeda, serta bagaimana sistem moneter di dalamnya beradaptasi dengan perubahan politik dan sosial.Â
Kesimpulan
Museum Nasional Indonesia adalah tempat yang kaya akan sejarah dan budaya. Namun beberapa peninggalan berharga sering kali terlupakan. Maka dari itu, pentingnya menggali lebih dalam dan memberikan perhatian pada artefak-artefak di atas. Mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan dan menghargai peninggalan sejarah yang ada di Museum Nasional Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H