Azelya adalah seorang siswi yang menduduki kelas 5 SD. Dia adalah anak yang cantik, bersih, rapi, dan juga sangat cerdas. Banyak sekali yang ingin berteman dengan Azelya karena anaknya juga sangat ceria. Dia adalah seorang ketua kelas. Dia selalu membantu teman-temannya yang kesusahan, seperti kesusahan memahami pelajaran, kesusahan untuk mengurus kelas, kesusahan karena terkena musibah, dan lain-lain.
     Suatu hari sepulang sekolah, Azelya melihat suasana di kelas tersebut dengan sangat prihatin.  Karena ruang kelas tersebut ditinggal dengan keadaan yang sangat kotor. Banyak sampah sisa jajanan yang berceceran di lantai, sobekan-sobekan kertas yang berhamburan, dan masih banyak lagi.
     Pada keesokan harinya sewaktu istirahat, Azelya sebagai ketua kelas meminta semua teman-temannya untuk berkumpul dan berdiskusi mengenai kebersihan kelas. Dia mengusulkan agar semua anak kelas untuk membayar uang kas agar bisa dibelikan untuk alat bersih-bersih, lalu jika ada uang sisa bisa dipergunakan untuk kebutuhan kelas lainnya.
     "Teman-temanku semuanya, aku mempunyai usulan. Bagaimana jika kita mengadakan kas kelas, dengan uang yang sudah terkumpul nanti kita bisa membeli barang-barang untuk kebersihan kelas" ucap Azelya pada teman-temannya.
      "Maaf Azel aku mau menyanggah, aku sendiri keberatan untuk membayar kas karena uang saku ku tidak banyak" sanggah Fiona, teman sekelas azelya sambil menampilkan raut sedih.
      "Tetapi Azel, izin bertanya, kenapa kita harus membeli alat untuk bersih-bersih sedangkan di sekolah ini sudah ada tukang yang membersihkan sekolah bahkan di ruang kelas juga setiap hari" tambah Rafli, si wakil ketua.
      "Begini teman-teman, eumm sedikit cerita, jadi kemarin sepulang sekolah akulah yang terakhir meninggalkan ruang kelas ini. Aku sangat sedih melihat kelas yang sangat kotor ini, banyak sampah jajan dan robekan kertas dimana-mana, lalu barang-barang disini juga sangat berserakan, dan kita juga kurang properti untuk kelas" ucap Azelya sambil sedikit meyakinkan teman-temannya.
      Beberapa saat kemudian, suasana kelas menjadi hening. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Ada yang sebagian masih bingung, dan ada juga yang sudah mempunyai opini. Selang beberapa detik kemudian, akhirnya ada salah satu dari mereka yang mengusulkan pendapat.
      "Aku setuju dengan pendapatnya Azel, karena dengan kelas menjadi bersih, suasana belajar pun akan menjadi nyaman. Bahkan kita sudah belajar di mata pelajaran Al-Qur'an Hadits bahwasannya Rasulullah pernah bersabda 'annadzoofatu minal iimaan' yang artinya sesungguhnya kebersihan itu ialah sebagian daripada iman" ucap Rasyid dengan penuh semangat.
      "Aku juga setuju dengan Azel dan juga Rasyid. Kita sebagai umat islam juga harus tau bahwa islam itu dibangun karena kebersihan, seperti misalnya jika kita melakukan sholat kita harus berwudhu dahulu, jika kita sudah dikatakan bersih dari hadats kecil dan besar baru kita bisa menunaikan ibadah sholat dan mengaji" tambah Zayyan
     Akhirnya, banyak dari mereka yang setuju atas pendapat dari Azelya lalu mereka pun membuat kas harian dan jika sudah terkumpul, mereka akan bertahap membeli peralatan kebersihan dan dibuat juga jadwal piket harian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H