Mohon tunggu...
Najwa Kirana
Najwa Kirana Mohon Tunggu... Lainnya - Najwa Kirana - 25 - XI MIPA 5 - SMA Negeri 28 Jakarta

Najwa Kirana - 25 - XI MIPA 5 - SMA Negeri 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku "Janshen" karya Risa Saraswati

5 Maret 2021   20:10 Diperbarui: 5 Maret 2021   20:16 30073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Penerbit Bukune

Judul : Janshen

Penulis : Risa Saraswati

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta

Tahun Terbit : 2017

Jumlah Halaman : 214 halaman

Kebanyakan dari kalian mungkin sudah mengenal istilah "Peter cs", yakni kelima sahabat gaib Risa yang bernama Peter, William, Hans, Hendrick, dan Janshen. Risa memuat cerita masa lalu sahabatnya dalam sebuah karya tulisan. Ia menuangkan hasil rangkuman cerita dari kehidupan masa lalu sahabatnya kedalam sebuah novel, salah satu bukunya berjudul "Janshen". Sesuai dengan judul, buku ini bercerita tentang kisah hidup Si ompong Janshen.

Janshen merupakan anak kecil yang dikenal dengan karakternya yang selalu ceria. Ia hampir saja genap berumur enam tahun. Jantje Heinrich Janshen nama lengkapnya. Nama Janshen sebenarnya hanya nama belakang, namun ia sendiri meminta kepada ayahnya, Jan Garrelt Janshen untuk menjadikan Janshen menjadi nama panggilannya. Katanya, Jantje lebih pantas disematkan pada anak perempuan.

Keluarga Janshen tergolong keluarga yang biasa saja. Garrelt memiliki seorang istri bernama Marthaus Janshen. Mereka dikaruniai 4 anak, 3 diantaranya adalah perempuan. Maria Elizabeth Janshen merupakan putri sulung mereka dan Engel Annabele Janshen merupakan putri kedua. Putri ketiga mereka yang bernama Margarethie Reina Janshen adalah tipe gadis Belanda anggun yang selalu membuat mata laki-laki berpaling kepadanya. Mereka sekeluarga memutuskan untuk menetap di kota Bandoeng setelah Bandoeng menjadi salah satu cabang usaha perdagangan Garrelt.

Janshen terlahir dari keluarga yang terkenal akan kebaikannya sekalipun dengan kaum pribumi. Di Hindia Belanda keluarga Janshen bahkan tak kesusahan saat mencari pegawai untuk toko mereka. Orang-orang sangat menghormati mereka. Ibunda Janshen, Martha seringkali mendapat bonus dari para pedagang pribumi saat ia berbelanja. Keempat anaknya dibebaskan untuk berbaur dengan siapapun. Martha berpikir, orang tak akan menjahatinya jika dia bersikap baik pada orang lain.

Keluarga ini selalu melimpahi kasih sayang antara satu sama lain. Keempat anak Garrelt dan Martha tumbuh menjadi anak yang baik, penurut, dan selalu menghormati semua orang, benar-benar meneladani sikap orangtuanya.

Buku ini tidak semata-mata mengisahkan kisah hidup Janshen, tetapi juga kakak-kakaknya yakni Lizbeth, Anna, dan Reina. Mulai dari bagaimana Lizbeth bertahan hidup dengan penyakitnya, persahabatan antara Anna dengan Satirah, hingga kisah cinta Anna dengan guru muda Joshua. Pada akhir novel diceritakan bagaimana Anna dan Janshen bertahan hidup di negara jajahan Hindia Belanda sementara orang tua dan dua kakaknya pergi ke Netherland untuk pengobatan Lizbeth dan Reina. Kegaduhan yang ditimbulkan oleh pasukan Nippon membuat Anna terpaksa menyerahkan diri demi melindungi Si kecil Janshen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun