Ketika bulan Ramadhan tiba, kenapa ya rasa-rasanya semua makanan dan minuman yang kita lihat di televisi, sosial media, bahkan di pinggir jalan terlihat sangat menggoda? Padahal, kalau di hari-hari biasa yaa nggak ada yang istimewa dengan makanan yang kita lihat, kecuali jika memang itu makanan favorit kita. Betul apa betul banget?
Apakah perasaan seperti itu disebut dengan "lapar mata"? Lapar mata melihat jajanan takjil di pinggir jalan yang seakan-akan menari di depan mata dan menggoda kita untuk membeli sekaligus menyantapnya. Tapii eh tapii, setelah kita membeli jajanan yang menggoda selera ternyata kita sering kali kewalahan ketika menghabiskannya. Nggak jarang, jajanan-jajanan itu teronggok begitu saja. Kira-kira apa yang menyebabkan kita mengalami perasaan seperti itu? Hal ini terjadi karena kebanyakan dari kita tidak menerapkan mindful eating. Apa itu mindful eating?
Mindful Eating untuk Tubuh yang Lebih Bugar
Mindful eating berarti makan dengan penuh kesadaran. Bukan hanya sekadar sadar bahwa kita sedang makan, namun lebih dari itu. Mindful eating adalah makan dengan konsentrasi penuh pada makanan/minuman dan menghindar gangguan di luar makan, seperti menonton handphone, menonton televisi, atau bahkan makan sambil mengerjakan tugas.
Pasti terdengar susah dan asing bagi kita yang terbiasa makan sambil melihat tontonan. Sama, saya pun kesusahan untuk melepas tontonan ketika makan. Tapi, ternyata mindful eating bukan hanya metode yang tidak memiliki manfaat. Justru dengan mindful eating, metode makan yang sederhana tetapi fokus pada makanan yang sedang dinikmati, kita akan mendapatkan beragam manfaat. Apa sajakah manfaat mindful eating?
Metode Sederhana, Beragam GunaÂ
Tanpa kita sadari, ternyata metode mindful eating memiliki berjuta manfaat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh kita, mulai dari kesehatan fisik hingga psikis. Emangnya pengaruh ya cara makan dengan kesehatan kita? Tentu berpengaruh. Metode mindful eating sendiri dapat membuat suasana hati menjadi lebih happy karena kita lebih menghargai makanan mulai dari proses mendapatkan, mengolah, hingga menikmati makanan. Makan dengan metode mindful eating ini dapat membuat seseorng merasa lebih puas dan nyaman karena dapat menikmati makanan dengan konsentrasi penuh dan hati yang tenang.
Mindful eating dapat menghindarkan kita dari yang namanya "lapar mata" di tengah ibadah puasa Ramadhan serta menjaga kesehatan pencernaan. Makan dengan perlahan, menikmati setiap suapan, dan merasakan sensasi makanan dapat membuat organ pencernaan kita bekerja dengan optimal. Selain itu, mindful eating juga merupakan salah satu bentuk diet yang tidak menyiksa tubuh sama sekali karena dengan metode makan perlahan dan berkonsentrasi penuh ini membuat otak memiliki waktu yang cukup untuk mengirim sinyal kenyang kepada tubuh. Secara tidak langsung, hal ini membuat nafsu makan tetap stabil dan tidak memengaruhi berat badan awal.
Terapkan Mindful Eating di Bulan Ramadhan
Mindful eating tentu dapat dilatih dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Caranya cukup sederhana, yakni dengan cara makan dan mengunyah secara perlahan dengan melibatkan seluruh panca indera kita (melihat wujud makanannya, mencium baunya, meraba teksturnya, mendengar proses pengolahan makanannya, hingga yang terakhir merasakan makanan dengan konsentrasi penuh). Mindful eating tentu tidak luput dari prosesi berdoa sebelum makan yang telah dikenalkan oleh semua agama. Bagi umat Islam sendiri doanya adalah Allahumma barik lana fima razaqtana wa qina adzabannar yang artinya:
Ya Allah, berkahilah kami atas rezeki yang telah Engkau beri dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka
Adakah yang bertanya-tanya kenapa doa sebelum makan dalam agama Islam menggunakan kata ganti "kami" bukan "aku" padahal yang makan hanya satu orang kan? Nah, dalam doa tersebut digunakan kata "kami" yang bertujuan untuk menunjukkan banyak pihak yang terlibat sebelum nasi atau makanan berada di piring kita. Ada petani, pekerja di sawah, pekerja di penggilingan padi, pengepul, penjual grosir, penjual eceran, hingga akhirnya berada di tangan kita. Oleh karena itu, semua didoakan menggunakan kata "kami" dengan harapan agar yang menikmati makanan dapat lebih menghargai makanan dan tidak menyia-nyiakan apa yang ada di depannya. Ternyata, di balik doa makan yang diajarkan sejak TK terkandung makna yang begitu dalam, ya?
Di samping itu, mindful eating sebaiknya juga dibarengi dengan porsi makan yang cukup, tidak lebih dan tidak kurang sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!