Mohon tunggu...
Najwa Filzah Faiza
Najwa Filzah Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa rantau di Kota Pahlawan

Suka nulis, travelling, baca novel fiksi, juga tidak ketinggalan scrolling medsos

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Puasa Ramadhan, Kolaborasi Pengembangan Diri Mulai dari Jasmani Hingga Rohani

7 Maret 2025   22:43 Diperbarui: 7 Maret 2025   23:16 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self Growth. Sumber: Dokumentasi Penulis

Tujuh hari puasa di bulan Ramadhan sudah terlewati dengan cerita lucu dan kocak saat sahur, cerita menyebalkan ketika war takjil, dan cerita menyenangkan ketika tarawih dan tadarus. Bagaimana, Kawan? Sudahkah menemukan "sesuatu" yang dapat dijadikan pelajaran di bulan Ramadhan tahun ini? Ataukah masih mencari-cari "sesuatu" itu?

Ngomongin soal puasa, jadi teringat dengan lagu lawas ciptaan Bimbo yang berisi parenting, dialog antara Bapak dan anak di mana liriknya berbunyi:

Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa?
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus tarawih apalah gunanya?

Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi

Semua yang disebutkan dalam lagu itu benar, sangat benar. Namun, jika diamati lebih jauh, puasa tidak hanya sebagai sarana untuk mengajarkan diri selalu bersikap rendah hati, tetapi puasa juga dapat dijadikan sarana perbaikan diri sendiri, baik dari segi kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

Autophagy, Bukti Nyata Dahsyatnya Puasa

Tahukahkah kalian jika ibadah puasa Ramadhan merupakan cara ampuh untuk me-renovasi diri sendiri. Bagaimana mekanismenya? Sederhana saja, dimulai dari arti kata "ramadhan" itu sendiri yang berasal dari kata ramadh berarti panas menyengat atau membakar. "Membakar" di sini dapat diartikan sebagai proses membakar kalori, lemak, dan sel-sel jahat di dalam tubuh yang secara tidak langsung akan membuat tubuh lebih sehat. Puasa ramadhan membuat tubuh kita menjalankan tugasnya semaksimal mungkin yang biasa disebut dengan proses autophagy.

Autophagy merupakan sebuah proses ketika kita puasa dan tubuh mengalami rasa lapar, maka tubuh akan memasuki fase pembersihan alami yang disebut authopaghy. Dalam proses ini, tubuh menghancurkan atau memakan sel-sel yang rusak atau berbahaya di dalam tubuh kita. Mereka memakan dirinya sendiri (tidak makan teman lho, ya!) yang juga dikenal dengan istilah self eating. Kemudian tubuh akan otomatis mengganti dengan sel-sel baru yang masih gress, fresh, dan lebih kuat daripada sel-sel yang sudah dimakan dan sudah rusak. Hal ini telah diteliti oleh Dr. Yoshinori Ohsumi, ilmuwan asal Jepang yang mendapatkan Nobel Kedokteran pada tahun 2016 berkat penelitian tentang authopaghy.

Dari proses autophagy ini, seseorang yang sering berpuasa akan lebih sehat dan kelihatan lebih awet muda karena sel-sel tubuhnya secara otomatis selalu berganti menjadi sel yang baru. Itulah kenapa puasa juga sering dikatakan sebagai sarana detoksifikasi atau proses pengeluaran racun-racun dari dalam tubuh dan regenerasi sel.

Memulai Self Growth dengan Puasa Ramadhan

Tidak hanya berdampak besar untuk kesehatan fisik manusia, puasa juga memiliki pengaruh bagi kesehatan mental kita karena arti kata "membakar" dari kata Ramadhan juga dapat diartikan sebagai proses membakar sifat-sifat tercela (sombong, iri hati, mudah tersulut emosi, dll) yang terdapat dalam diri manusia. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan cara mengendalikan emosi dan hawa nafsu yang selama ini membelenggu. Secara perlahan, puasa ramadhan mengajarkan kita untuk belajar sabar, rendah hati, tidak mudah emosi, dan akhirnya membuat kita berubah ke arah yang lebih baik. Puasa mengajarkan pada kita untuk selalu bersikap lemah lembut dan tidak lekas marah jika ada yang mengganggu kita yang termaktub dalam hadis berikut.

Dari Abu Hurairah RA., Nabi SAW bersabda: Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan; sesungguhnya aku sedang berpuasa (HR. Bukhari dan Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun