Mohon tunggu...
Dindin Najmudin
Dindin Najmudin Mohon Tunggu... -

...anekdot rupaning sarta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Budi dan Daya "budaya"

2 Juli 2013   23:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:06 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat ringan budaya dikatakan dalam pembicaraan hamba hamba manusia, namun si jubir tidak paham akan arti budaya mungkin juga si pendengar sama. Dalam hal ini kenyataannya para ahli mengemukakan arti budaya masih terbelit dan terlilit pada beberapa pendapat yang semuanya memang benar.

Hanya manusia yang bisa berbudaya namun tidak akan terjadi tanpa pihak masyarakat. Bisa dikatakan  manusia "mengangsu apikulan warih" (ambil air berpikulan air). Jika diibaratkan manusia sebagai sumber kebudayaan sedangkan masyarakat adalah danau besar yang air dari sumber-sumbernya mengalir.

Ditinjau dalam bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa sanskerta "buddhayah" bentuk jamak dari buddhi sama dengan budi atau akal. tsaqafah (b.arab) juga sama dengan mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. dan berkembang jadi culture (inggris) "segala daya dan aktifitas manussia untuk mengolah dan mengubah alam"

kita akan lebih mengerti budaya ketika membandingkan makhluk yang mempunyai jiwa yaitu yang berkebudayaan dengan makhluk yang mempunyai hayat, tidak berjiwa dan tidak berkebudayaan. yaitu antara manusia dan hewan.

"peristiwa kebudayaan adalah soal kejiwaan"

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun